Ketika trading, kita tentu tidak bisa menghindari kemunculan risiko yang bisa saja merugikan kita.
Oleh karena itu, mengingat ini adalah hal yang pasti dan tidak bisa dihindari, kita harus membuat manajemen risiko trading agar nantinya kita bisa menentukan kapan harus cut loss dan kapan waktunya kita bisa tetap lanjut.
Tapi, sebelumnya, kita tentu harus tahu jenis-jenis risiko trading yang akan kita alami nantinya. Dari beberapa sumber, risiko trading tersebut di antaranya adalah :
Risiko fluktuasi, yang merupakan kerugian yang muncul karena turunnya harga saham di pasar sekunder akibat faktor mikro seperti misalnya sektor bisnis yang memang sedang tidak diminati pasar, suspend, atau masalah internal perusahaan atau pun makro seperti misalnya kondisi perekonomian di Indonesia yang memang sedang buruk. Biar begitu, risiko ini biasanya bersifat sementara.
Risiko likuiditas saham, yang merupakan kerugian yang akan dialami oleh trader ketika saham tersebut tidak memiliki transaksi yang memadai di pasar sekunder. Hal tersebut bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya kinerja perusahana yang buruk, kepercayaan pasar yang hilang, dan sebagainya. Jika ini terjadi, maka harga saham akan jatuh bahkan sampai nilainya bisa lebih rendah dari harga terendah yang diizinkan di pasar saham.
Capital Loss, yang merupakan keadaan di mana kita harus menghadapi harga jual saham yang lebih rendah dibandingkan harga beli.
Risiko perusahaan bangkrut, yang mana sebenarnya sangat jarang terjadi tapi tentunya tidak bisa kita lupakan begitu saja keberadaannya. Jika risiko ini terjadi, maka semua aset milik kita akan menghilang begitu saja. Oleh karena itu, penting untuk kita melakukan analisis terkait perusahaan sebelum melakukan trading.
Definisi Manajemen Risiko
Manajemen risiko sendiri adalah pendekatan sistematis yang dilakukan oleh trader agar bisa menemukan dan memperlakukan risiko trading yang pasti akan dialami suatu saat nanti.
Dalam trading, manajemen risiko trading juga didefinisikan sebagai sebuah langkah yang diambil oleh trader yang mengalami risiko trading, yang tentunya secara 100% berada di bawah kontrol masing-masing trader.