Kurikulum di Indonesia mencerminkan perjalanan panjang perkembangan sistem pendidikan negara ini, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor politik, sosial, ekonomi, dan budaya.Â
Berikut adalah gambaran umum tentang sejarah kurikulum di Indonesia:
Era Kolonial Belanda (Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20):Â
Pendidikan formal di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda. Kurikulum pada periode ini didasarkan pada model pendidikan Belanda yang menekankan pendidikan klasikal dan religius, dengan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar utama. Kurikulum ini lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan kolonial dan membentuk elit lokal yang berpijak pada budaya Barat.
Masa Kemerdekaan Awal (Awal Abad ke-20 hingga Pertengahan Abad ke-20):Â
Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia mulai mengubah kurikulum pendidikan dengan menekankan pada nasionalisme, patriotisme, dan pembangunan bangsa. Bahasa Indonesia diperkenalkan sebagai bahasa pengantar dalam kurikulum, menggantikan bahasa Belanda.
Pembaharuan Pendidikan (1960-an hingga 1990-an):Â
Pada era ini, pemerintah Indonesia mulai melakukan reformasi besar-besaran dalam sistem pendidikan, termasuk dalam hal kurikulum. Pendidikan nasional mulai diberlakukan secara sistematis, dengan menekankan pada pendidikan dasar dan menengah yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia. Pengembangan kurikulum berfokus pada pengembangan keahlian teknis dan vokasional serta pengajaran agama dan moral.
Pembangunan Kurikulum 1994 (Kurikulum Berbasis Kompetensi/KBK):
Pada tahun 1994, pemerintah Indonesia meluncurkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang menekankan pada pengembangan kompetensi siswa yang holistik. KBK menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran aktif dan menekankan pada pengembangan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang relevan dengan kehidupan dan pekerjaan.
Kurikulum 2004 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP):Â