Aksi nyata..  di sini
Kurikulum adalah rencana atau susunan sistematis dari materi pelajaran, tujuan pembelajaran, metode pengajaran, dan evaluasi yang digunakan dalam proses pendidikan. Secara lebih sederhana, kurikulum adalah panduan atau kerangka kerja yang digunakan oleh lembaga pendidikan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.
Berikut adalah beberapa definisi tentang kurikulum menurut para ahli pendidikan di Indonesia:
1. Prof. Dr. H. John A. Munro
Menurut Munro, kurikulum adalah "suatu rencana tertulis yang menggambarkan apa yang harus dipelajari oleh siswa, bagaimana materi itu diajarkan, dan bagaimana penilaian dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan yang setara bagi semua siswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan."
2. Prof. Dr. M. Amin Abdullah
Abdullah mendefinisikan kurikulum sebagai "rencana pendidikan yang memuat urutan dan pengaturan bahan pelajaran serta pengalaman belajar, yang diberikan kepada peserta didik untuk membantu mereka mencapai tujuan pendidikan tertentu."
3. Prof. Dr. H. Husein Umar
Husein Umar menyatakan bahwa kurikulum adalah "suatu rencana yang memuat semua pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan."
4. Prof. Dr. Tarigan, M.Pd
Menurut Tarigan, kurikulum adalah "rencana pembelajaran dan pengajaran yang memuat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan."
5. Prof. Dr. R. Mulyono Abdullah
Abdullah mengungkapkan bahwa kurikulum adalah "rencana dan pedoman pembelajaran yang memuat materi pelajaran, metode, serta media yang digunakan dalam proses pendidikan."
Elemen kurikulum mencapuk :
- Materi Pelajaran: Ini adalah isi dari apa yang diajarkan kepada siswa. Materi pelajaran bisa mencakup pengetahuan, keterampilan, konsep, nilai, dan sikap yang diharapkan siswa pelajari dan kuasai.
- Tujuan Pembelajaran: Tujuan pembelajaran menetapkan hasil yang diharapkan dari proses pendidikan. Tujuan ini dapat berupa pengetahuan yang ingin dicapai, keterampilan yang ingin dikembangkan, atau sikap yang ingin dipupuk pada siswa.
- Metode Pengajaran: Metode pengajaran merujuk pada pendekatan atau strategi yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Ini bisa meliputi ceramah, diskusi, proyek kolaboratif, praktikum, dan berbagai teknik lainnya.
- Evaluasi Pembelajaran: Evaluasi pembelajaran mencakup cara mengukur sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Ini bisa meliputi ujian, tugas, proyek, observasi, dan berbagai metode penilaian lainnya.
Kurikulum dapat berbeda-beda di setiap lembaga pendidikan, tergantung pada nilai-nilai, filosofi, dan kebijakan yang mendasarinya. Kurikulum juga dapat disesuaikan dengan tingkat pendidikan tertentu (misalnya, pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, menengah, atau tinggi) serta dengan kebutuhan dan karakteristik siswa yang berbeda.
Mengapa kurikulum perlu berubah? Kurikulum di Indonesia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perkembangan pendidikan, tuntutan pasar kerja, serta dinamika sosial dan politik. Beberapa latar belakang umum perubahan kurikulum di Indonesia meliputi:
- Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi:
Pengetahuan dan teknologi terus berkembang dengan cepat. Kurikulum harus diperbarui agar mencakup penemuan-penemuan baru dan teknologi terkini agar siswa dapat menguasai keterampilan yang relevan untuk memenuhi kebutuhan zaman.
- Pengembangan Keterampilan Abad ke-21:Â
Kurikulum perlu diperbarui untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan pemecahan masalah, kritis, kolaboratif, dan kreatif, serta literasi digital, yang diperlukan untuk sukses dalam dunia modern.
- Penyesuaian dengan Kebutuhan Siswa:Â
Kurikulum harus mencerminkan kebutuhan dan minat siswa saat ini agar pembelajaran menjadi lebih relevan dan bermakna bagi mereka.
- Persiapan untuk Pekerjaan Masa Depan:
Kurikulum harus mempersiapkan siswa untuk pekerjaan masa depan yang mungkin berbeda dari yang ada saat ini. Ini mencakup pengembangan keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan di bidang-bidang baru yang sedang berkembang.
- Keadilan Pendidikan:Â
Perubahan dalam kurikulum dapat mempromosikan inklusi dan keadilan dalam pendidikan dengan memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang setara untuk belajar dan berkembang.
Dengan demikian, perubahan dalam kurikulum adalah suatu kebutuhan untuk memastikan bahwa pendidikan tetap relevan, efektif, dan dapat mempersiapkan siswa untuk masa depan yang terus berubah.
Kurikulum di Indonesia mencerminkan perjalanan panjang perkembangan sistem pendidikan negara ini, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor politik, sosial, ekonomi, dan budaya.Â
Berikut adalah gambaran umum tentang sejarah kurikulum di Indonesia:
Era Kolonial Belanda (Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20):Â
Pendidikan formal di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda. Kurikulum pada periode ini didasarkan pada model pendidikan Belanda yang menekankan pendidikan klasikal dan religius, dengan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar utama. Kurikulum ini lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan kolonial dan membentuk elit lokal yang berpijak pada budaya Barat.
Masa Kemerdekaan Awal (Awal Abad ke-20 hingga Pertengahan Abad ke-20):Â
Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia mulai mengubah kurikulum pendidikan dengan menekankan pada nasionalisme, patriotisme, dan pembangunan bangsa. Bahasa Indonesia diperkenalkan sebagai bahasa pengantar dalam kurikulum, menggantikan bahasa Belanda.
Pembaharuan Pendidikan (1960-an hingga 1990-an):Â
Pada era ini, pemerintah Indonesia mulai melakukan reformasi besar-besaran dalam sistem pendidikan, termasuk dalam hal kurikulum. Pendidikan nasional mulai diberlakukan secara sistematis, dengan menekankan pada pendidikan dasar dan menengah yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia. Pengembangan kurikulum berfokus pada pengembangan keahlian teknis dan vokasional serta pengajaran agama dan moral.
Pembangunan Kurikulum 1994 (Kurikulum Berbasis Kompetensi/KBK):
Pada tahun 1994, pemerintah Indonesia meluncurkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang menekankan pada pengembangan kompetensi siswa yang holistik. KBK menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran aktif dan menekankan pada pengembangan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang relevan dengan kehidupan dan pekerjaan.
Kurikulum 2004 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP):Â
Pada tahun 2004, diperkenalkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai upaya untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada sekolah dalam merancang kurikulum sesuai dengan kebutuhan lokal dan karakteristik siswa. KTSP menekankan pada pengembangan potensi siswa secara holistik dan inklusif.
Kurikulum 2013 (Kurikulum 2013):Â
Kurikulum 2013 diperkenalkan sebagai upaya untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini menekankan pada pengembangan literasi, numerasi, dan karakter siswa serta memperkenalkan pendekatan pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa dan berbasis pada saintifik.
Kurikulum Merdeka Belajar (2020 - Sekarang):Â
Pemerintah Indonesia memperkenalkan konsep Kurikulum Merdeka Belajar sebagai langkah menuju pendidikan yang lebih inklusif, berorientasi pada hasil, dan responsif terhadap perkembangan global. Kurikulum ini menekankan pada fleksibilitas, pemberdayaan sekolah, dan pemberian kebebasan lebih kepada siswa dalam menentukan jalannya pembelajaran.
Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan dalam tuntutan pendidikan, kurikulum di Indonesia terus mengalami evolusi dan penyesuaian untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Berharap Kurikulum di Indonesia semakin baik dan berkembang sesuai tuntutan zaman. Inilah sebuah artikel rangkaian aksi nyata tentang "Mengapa Kurikulum harus Berubah?". Semoga bermanfaat dan menambah wawasan ilmu bagi kita bersama.
Sebagai bentuk umpan balik mohon berkenan untuk mengisi link berikut.https://bit.ly/4bmjaZG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H