Mohon tunggu...
Febri Arista Rahadian Putra
Febri Arista Rahadian Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya lahir tanggal 24 February 2000 yang merupakan mahasiswa sarjana lulusan pada tahun 2022 dari Institut Teknologi Telkom Purwokerto sekarang sedang melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pelestarian Warisan: Promosi Budaya melalui Sistem Informasi Manajemen (MIS) dalam Pariwisata Pedesaan

17 Oktober 2023   08:50 Diperbarui: 17 Oktober 2023   09:03 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Memang benar bahwa pelestarian warisan budaya melalui Sistem Informasi Manajemen merupakan langkah maju yang visioner. Di dunia yang berkembang pesat, di mana banyak daerah pedesaan menghadapi risiko kehilangan kekayaan budaya unik mereka, MIS berfungsi sebagai kapsul waktu digital. Hal ini memungkinkan kita untuk menangkap, mendokumentasikan, dan berbagi kekayaan tradisi, seni, dan sejarah yang menentukan destinasi pedesaan ini.

MIS memastikan bahwa cerita, lagu, tarian, dan kerajinan tangan yang diwariskan dari generasi ke generasi tidak hilang seiring berjalannya waktu. Ini adalah cara untuk menghormati kebijaksanaan dan kreativitas nenek moyang kita, memastikan bahwa warisan mereka terus menginspirasi dan mendidik generasi mendatang.

Selain itu, pelestarian kekayaan budaya secara digital memperluas jangkauan destinasi pedesaan tersebut. Meskipun lokasi fisiknya mungkin terpencil, kehadiran digitalnya bisa bersifat global. Hal ini membuka peluang bagi orang-orang dari berbagai belahan dunia untuk terhubung dan menghargai budaya unik ini, memupuk rasa persatuan global melalui perayaan keberagaman.

Di era perubahan yang cepat dan urbanisasi ini, konservasi warisan budaya melalui MIS merupakan sebuah harapan bagi daerah pedesaan. Ini merupakan komitmen untuk menjaga akar identitas global kita, memastikan bahwa tidak ada budaya, tidak peduli seberapa kecil atau terpencilnya, yang tertinggal atau terlupakan. MIS menyediakan alat untuk menyatukan masa lalu ke dalam tatanan masa kini, menciptakan permadani kekayaan budaya yang dinamis dan dinamis yang bertahan dalam ujian waktu.

Aksesibilitas warisan budaya pedesaan ke khalayak global melalui Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan prestasi luar biasa yang melampaui batas-batas geografis dan menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang keragaman budaya dunia.

MIS memberdayakan daerah pedesaan untuk membuka pintu mereka terhadap dunia luar, mendobrak hambatan jarak dan waktu. Wisatawan dari negeri yang jauh kini dapat memulai perjalanan virtual untuk menjelajahi dan mengapresiasi adat istiadat, cerita, dan ekspresi artistik unik dari destinasi pedesaan tersebut. Koneksi digital antar budaya ini tidak hanya memperkaya pengalaman wisatawan namun juga menawarkan peluang baru bagi masyarakat pedesaan untuk pertukaran budaya dan pertumbuhan ekonomi.

Ketika wisatawan dan peminat dari seluruh dunia menyelami adat istiadat dan tradisi daerah pedesaan melalui MIS, mereka mendapatkan apresiasi terhadap seluk-beluk setiap budaya. Hal ini menumbuhkan rasa hormat budaya dan persatuan global ketika masyarakat belajar untuk merayakan perbedaan, menemukan titik temu dalam apresiasi bersama terhadap dunia kita yang kaya dan beragam.

Di dunia di mana isolasi dan kepicikan budaya dapat menyebabkan kesalah pahaman, MIS menjembatani kesenjangan tersebut dan meningkatkan rasa kewarganegaraan global. Ini adalah alat yang ampuh untuk menumbuhkan empati dan mendorong dialog budaya. Hal ini memperkuat gagasan bahwa, terlepas dari perbedaan kita, kita semua adalah bagian dari pengalaman kemanusiaan bersama yang diperkaya oleh banyak cerita, tradisi, dan ekspresi unik yang ditemukan di destinasi pedesaan di seluruh dunia.

Kesimpulannya, MIS tidak hanya melestarikan budaya tetapi juga menghidupkannya untuk dijelajahi seluruh dunia. Hal ini merupakan bukti kekuatan teknologi dalam menghubungkan manusia, menumbuhkan apresiasi budaya global, dan menumbuhkan rasa memiliki bersama di dunia kita yang beragam dan saling terhubung.

Kemampuan Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk menawarkan pengalaman budaya yang imersif dan menarik kepada wisatawan merupakan terobosan baru dalam bidang pariwisata. Kemampuan ini mengubah pengamatan pasif terhadap warisan budaya menjadi petualangan yang aktif dan partisipatif.

MIS tidak hanya melestarikan budaya dalam format digital; ini menghidupkan budaya dengan cara yang tidak pernah terbayangkan. Melalui platform dan aplikasi interaktif, wisatawan dapat menjadi peserta aktif dalam tradisi lokal. Mereka dapat mencoba kerajinan tradisional, mempelajari tarian lokal, dan mengambil bagian dalam inti kehidupan masyarakat.

Tingkat keterlibatan ini tidak hanya menyenangkan dan mendidik tetapi juga menumbuhkan hubungan yang lebih dalam antara wisatawan dan destinasi yang mereka kunjungi. Ini bukan lagi sekedar menyaksikan budaya dari kejauhan; ini tentang menjadi bagian darinya, meski hanya sesaat. Pengalaman tersebut dapat meninggalkan dampak yang mendalam, menciptakan kenangan abadi dan rasa apresiasi terhadap budaya yang dieksplorasi.

Selain itu, pengalaman mendalam ini menawarkan peluang untuk pertukaran budaya. Ketika wisatawan secara aktif berpartisipasi dalam adat istiadat setempat, mereka sering kali berinteraksi dengan penduduk lokal yang memiliki keahlian dan tradisi yang sama. Interaksi ini melampaui hal-hal yang dangkal, menciptakan hubungan yang tulus dan pemahaman lintas budaya.

Di dunia di mana pengalaman wisata dangkal merupakan hal biasa, MIS menyediakan jalan menuju perjumpaan budaya yang autentik dan bermakna. Hal ini mengubah pariwisata dari sekedar penonton menjadi peserta, dan dengan demikian, hal ini memperkaya perjalanan wisatawan dan meningkatkan upaya pelestarian budaya di destinasi pedesaan.

MIS adalah katalisator bagi perendaman dan keterlibatan budaya, memberikan kehidupan baru ke dalam warisan budaya dan membina hubungan yang mendalam dan langgeng antara manusia dan budaya yang mereka jelajahi.

Revitalisasi tradisi budaya melalui Sistem Informasi Manajemen (SIM) bukan sekedar sarana melestarikan masa lalu; ini adalah cara yang ampuh untuk membentuk masa depan daerah pedesaan. Tradisi-tradisi ini adalah jantung dan jiwa suatu komunitas, dan ketika tradisi-tradisi tersebut mulai memudar, sebagian dari identitas komunitas tersebut terancam. MIS menawarkan bantuan dengan menghidupkan kembali tradisi-tradisi ini.

Mempromosikan aktivitas dan acara budaya melalui MIS memberikan kehidupan baru ke dalam adat dan praktik yang mungkin selama ini tidak dikenal. Ini adalah perayaan atas warisan unik suatu komunitas dan pengakuan atas nilai yang dimilikinya. Dengan melakukan hal ini, hal ini membangkitkan kembali rasa bangga dan memiliki di antara penduduk setempat, yang mungkin telah melihat tradisi-tradisi ini semakin berkurang seiring berjalannya waktu.

Revitalisasi ini tidak hanya memberi manfaat pada tatanan budaya masyarakat. Hal ini juga berdampak pada perekonomian lokal. Ketika wisatawan yang mencari pengalaman autentik tertarik pada tradisi yang direvitalisasi ini, tradisi tersebut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Pengrajin, seniman, dan dunia usaha lokal berkembang pesat, sehingga menciptakan lapangan kerja dan sumber pendapatan yang berkelanjutan.

Penting untuk dicatat bahwa revitalisasi ini tidak bertujuan untuk mengkomodifikasi budaya melainkan untuk merayakan dan membagikannya. Ini adalah keseimbangan antara melestarikan keaslian tradisi dan membuatnya dapat diakses oleh pengunjung. MIS dapat menyediakan alat yang diperlukan untuk menemukan keseimbangan tersebut, memastikan bahwa tradisi dirayakan dengan penuh hormat dan otentik.

Kesimpulannya, revitalisasi tradisi budaya melalui MIS merupakan bukti kekuatan warisan budaya yang bertahan lama di daerah pedesaan. Hal ini merupakan sarana melestarikan masa lalu sekaligus menciptakan peluang masa depan, baik dalam hal identitas budaya maupun pembangunan ekonomi. Ini merupakan pengingat bahwa tradisi tidaklah statis; mereka dapat beradaptasi dan berkembang jika diterima oleh khalayak global yang menghargai keaslian.

Menumbuhkan kebanggaan masyarakat melalui promosi budaya yang didorong oleh MIS merupakan kekuatan yang kuat yang tidak hanya melestarikan warisan budaya tetapi juga memperkuat inti masyarakat pedesaan. Ketika penduduk lokal menyaksikan tradisi dan budaya mereka dirayakan dan diapresiasi oleh wisatawan, hal itu menciptakan rasa bangga, identitas, dan persatuan yang mendalam.

MIS berfungsi sebagai jembatan antara masyarakat dan dunia, sehingga memungkinkan orang-orang dari berbagai latar belakang untuk terhubung dan menghormati adat dan tradisi daerah tersebut. Ketika penduduk lokal melihat budaya mereka dianut oleh orang luar, hal ini menegaskan kembali nilai dan pentingnya warisan mereka. Hal ini merupakan pengingat bahwa tradisi mereka bukan sekedar peninggalan masa lalu namun merupakan ekspresi hidup dari identitas unik mereka.

Lonjakan rasa bangga masyarakat ini seringkali berujung pada partisipasi aktif dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya. Ketika warga menyaksikan apresiasi terhadap tradisi mereka, mereka lebih cenderung mengambil peran sebagai duta budaya. Mereka mungkin terlibat aktif dalam acara, lokakarya, atau aktivitas yang membantu melestarikan, berbagi, dan merayakan warisan mereka dengan pengunjung.

Selain itu, manfaat ekonomi yang didapat dari promosi budaya lokal melalui MIS dapat meningkatkan kebanggaan masyarakat. Seiring dengan pertumbuhan pariwisata dan berkembangnya bisnis lokal, kualitas hidup penduduk pun meningkat. Pemberdayaan ekonomi ini semakin memperkuat komitmen mereka terhadap pelestarian warisan budaya.

Sinergi antara kebanggaan masyarakat, promosi budaya, dan pertumbuhan ekonomi menciptakan siklus yang baik. Hal ini memperkuat gagasan bahwa masyarakat pedesaan mempunyai kontribusi yang berharga dan unik bagi dunia, dan mendorong keterlibatan aktif dalam melestarikan dan mempromosikan tradisi mereka.

Singkatnya, promosi budaya yang didorong oleh MIS merupakan katalis untuk menumbuhkan kebanggaan masyarakat dan memperkuat nilai warisan budaya dalam kehidupan warga setempat. Hal ini memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pelestarian tradisi mereka, memperkuat rasa identitas mereka dan peran mereka sebagai penjaga warisan budaya mereka.

Manfaat ekonomi yang diperoleh dari promosi budaya melalui Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam pariwisata pedesaan menggarisbawahi hubungan simbiosis antara warisan budaya dan kemakmuran. Pendekatan promosi budaya ini tidak hanya tentang melestarikan masa lalu; namun juga merupakan sarana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengangkat masyarakat pedesaan.

Salah satu cara utama MIS memberikan manfaat ekonomi adalah dengan menjadikan destinasi pedesaan lebih menarik bagi wisatawan. Dengan menampilkan tradisi, cerita, dan bentuk seni unik suatu daerah, MIS memikat wisatawan yang mencari pengalaman autentik. Para pengunjung ini, pada gilirannya, memberikan perekonomian lokal pengeluaran untuk akomodasi, makanan, dan barang-barang kerajinan.

Seiring berkembangnya pariwisata, hal ini menghasilkan peluang pendapatan bagi masyarakat setempat. Lapangan kerja baru tercipta di sektor perhotelan, serta dalam kegiatan budaya, seperti tur berpemandu, lokakarya, dan pertunjukan budaya. Pertumbuhan lapangan kerja ini tidak hanya mengurangi pengangguran tetapi juga mendiversifikasi perekonomian lokal, sehingga lebih tahan terhadap fluktuasi ekonomi.

Selain itu, manfaat ekonomi tidak hanya terbatas pada pariwisata. Ketika masyarakat pedesaan mendapatkan pengakuan atas warisan budaya mereka, mereka mungkin juga akan melihat peningkatan investasi dan hibah dari lembaga pemerintah dan swasta. Dana ini dapat disalurkan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan pelestarian warisan budaya, sehingga menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi wilayah tersebut.

Pendapatan yang dihasilkan dari pariwisata dapat diinvestasikan kembali dalam proyek-proyek masyarakat, seperti perbaikan sekolah setempat, fasilitas kesehatan, dan upaya konservasi. Hal ini semakin meningkatkan kualitas hidup penduduk secara keseluruhan, menciptakan umpan balik positif terhadap kesejahteraan.

Kesimpulannya, manfaat ekonomi dari promosi budaya melalui MIS jauh melampaui sekedar pariwisata. Hal ini mencakup penciptaan lapangan kerja, diversifikasi ekonomi, dan peningkatan infrastruktur serta kualitas hidup masyarakat lokal. Hal ini menggarisbawahi kekuatan transformatif warisan budaya dalam memelihara vitalitas ekonomi di daerah pedesaan, membuktikan bahwa budaya tidak hanya menjadi penghubung ke masa lalu tetapi juga jembatan menuju masa depan yang lebih cerah.

Menyeimbangkan pelestarian warisan budaya dengan komersialisasi yang diperlukan untuk pariwisata memang merupakan tugas yang kompleks dan sensitif, namun ini merupakan tantangan yang dapat diatasi secara efektif dengan bantuan Sistem Informasi Manajemen (MIS).

MIS dapat memberikan wawasan berharga mengenai aspek budaya apa yang dapat dibagikan kepada pengunjung tanpa mengurangi keasliannya. Dengan menganalisis data mengenai preferensi dan keterlibatan pengunjung, komunitas lokal dapat menentukan elemen budaya mana yang paling menarik bagi wisatawan dan menyelaraskan elemen tersebut dengan upaya pelestarian dan promosi mereka.

Dalam tindakan penyeimbangan ini, sangat penting untuk memprioritaskan pelestarian budaya. Keaslian adalah jiwa dari setiap pengalaman budaya, dan risiko komersialisasi berlebihan yang mengarah pada pelemahan budaya merupakan kekhawatiran yang wajar. MIS dapat membantu masyarakat mencapai keseimbangan dengan memberikan wawasan berbasis data mengenai aspek budaya mana yang dapat dibagikan dan mana yang harus dilestarikan secara eksklusif untuk masyarakat lokal.

Penggunaan MIS memastikan bahwa komersialisasi menghormati budaya dan sejalan dengan nilai-nilai dan identitas masyarakat. Hal ini dapat membantu menetapkan pedoman untuk pengalaman dan aktivitas budaya yang menghormati martabat dan integritas tradisi sekaligus meningkatkan pengalaman pengunjung.

Pada akhirnya, tujuannya bukan untuk mengeksploitasi budaya demi keuntungan ekonomi tetapi untuk menciptakan model promosi budaya yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Dengan bantuan MIS, masyarakat dapat mengambil pendekatan yang berbeda, menawarkan pengalaman budaya yang memperkaya pengunjung sambil melestarikan esensi warisan mereka untuk generasi mendatang.

Menemukan keseimbangan yang tepat antara pelestarian dan komersialisasi adalah proses yang dinamis, dan MIS menyediakan alat dan wawasan yang diperlukan untuk mengadaptasi dan menyempurnakan strategi dari waktu ke waktu. Hal ini memastikan bahwa budaya dirayakan dengan cara yang menghormati nilai intrinsiknya dan menawarkan peluang ekonomi tanpa mengurangi keasliannya.

Promosi pertukaran budaya dan saling pengertian melalui Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam pariwisata pedesaan merupakan bukti kekuatan transformatif dari perjalanan. Ini bukan hanya tentang mengunjungi suatu tempat; ini tentang membenamkan diri dalam kehidupan dan tradisi orang lain, dan MIS dapat menjadi katalis yang kuat untuk pertukaran ini.

MIS memfasilitasi hubungan yang bermakna antara wisatawan dan penduduk lokal. Ini menawarkan platform bagi pengunjung untuk terlibat dengan budaya, sejarah, dan kehidupan sehari-hari komunitas yang mereka jelajahi. Ini adalah jalan dua arah, di mana wisatawan belajar dari penduduk setempat, dan penduduk setempat, pada gilirannya, mendapatkan perspektif yang lebih luas dengan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang.

Ketika wisatawan mempelajari adat istiadat setempat, mencoba makanan tradisional, dan berpartisipasi dalam kegiatan budaya, mereka mendapatkan apresiasi yang lebih dalam terhadap cara hidup di daerah yang mereka kunjungi. Pengalaman langsung ini menumbuhkan empati dan rasa hormat, karena pengalaman ini memanusiakan orang-orang yang kehidupannya seringkali sangat berbeda dengan kehidupan mereka.

Pertukaran budaya ini tidak hanya menguntungkan para pelancong tetapi juga membawa manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat. Hal ini menambah rasa bangga warga sekitar yang melihat budayanya dirayakan dan diapresiasi oleh pengunjung. Selain itu, hal ini dapat menimbulkan dampak ekonomi yang positif karena wisatawan mencari pengalaman autentik dan berinteraksi dengan pebisnis dan pengrajin lokal.

Di dunia di mana pemahaman dan rasa hormat terhadap budaya yang berbeda sangat penting bagi keharmonisan global, pertukaran budaya yang didorong oleh MIS memberikan peluang unik bagi orang-orang untuk terhubung, berbagi, dan tumbuh. Hal ini memperkuat gagasan bahwa, terlepas dari perbedaan kita, ada benang merah yang mengikat kita semua sebagai manusia.

Intinya, MIS mendorong pertukaran budaya dan saling pengertian, meruntuhkan hambatan ketidaktahuan dan menciptakan jembatan empati dan rasa hormat. Hal ini menyoroti keindahan keberagaman dan menggarisbawahi pentingnya merayakan dan melestarikan permadani budaya unik yang membuat dunia kita begitu kaya dan mempesona.

Fokus pada keberlanjutan jangka panjang dalam konservasi warisan budaya bukan hanya tentang melestarikan warisan budaya untuk saat ini, namun memastikan warisan tersebut bertahan untuk generasi yang akan datang. Sistem Informasi Manajemen (MIS) memainkan peran penting dalam membimbing daerah pedesaan menuju praktik pariwisata budaya berkelanjutan, yang penting untuk pelestarian dan promosi warisan mereka secara berkelanjutan.

Keberlanjutan dalam konteks ini berarti menyeimbangkan manfaat ekonomi dari wisata budaya dengan pelestarian identitas budaya dan sumber daya alam. MIS membekali masyarakat dengan alat dan data yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat guna menjaga integritas warisan budaya mereka.

Salah satu cara utama MIS berkontribusi terhadap keberlanjutan adalah dengan memberikan wawasan mengenai daya dukung. Dengan menganalisis data pengunjung, masyarakat dapat memahami jumlah wisatawan yang dapat didukung oleh wilayah mereka tanpa menyebabkan kerusakan pada lingkungan atau situs budaya. Pendekatan berbasis data ini membantu mencegah pariwisata berlebihan, memastikan bahwa kawasan tersebut tetap ramah lingkungan dan budaya.

MIS juga dapat membantu mengembangkan praktik berkelanjutan dalam mengelola sumber daya. Baik itu penggunaan air, pengelolaan limbah, atau konsumsi energi, wawasan berbasis data dapat memandu masyarakat dalam menerapkan praktik ramah lingkungan yang selaras dengan tujuan pelestarian warisan budaya mereka.

Selain itu, MIS membantu masyarakat mendiversifikasi penawaran wisata budaya mereka. Dengan mengidentifikasi aspek-aspek budaya yang kurang dimanfaatkan, masyarakat dapat memperluas daya tarik dan pengalaman mereka, sehingga mengurangi beban pada aspek apa pun dari warisan budaya mereka.

Keberlanjutan jangka panjang adalah komponen penting dalam konservasi warisan budaya, dan MIS adalah kunci dalam mencapai tujuan ini. Hal ini memberdayakan daerah pedesaan untuk membuat keputusan yang terinformasi dan berpikiran maju yang melindungi budaya dan lingkungan mereka sambil memperoleh manfaat dari pariwisata budaya.

Intinya, MIS adalah kompas yang memandu daerah pedesaan menuju masa depan di mana warisan mereka dilestarikan, dirayakan, dan dinikmati untuk generasi mendatang, memastikan bahwa budaya tetap menjadi sumber kebanggaan dan pendorong kesejahteraan ekonomi dan masyarakat.

Promosi budaya melalui Sistem Informasi Manajemen (SIM) menghasilkan serangkaian pertimbangan etis yang harus menjadi prioritas dalam setiap inisiatif pelestarian budaya dan pariwisata. Meskipun teknologi menawarkan sarana untuk merayakan dan berbagi budaya, hal itu harus dilakukan dengan rasa hormat, tanggung jawab, dan komitmen yang kuat terhadap pedoman etika.

Yang pertama dan terpenting, menghormati adat istiadat setempat adalah hal yang terpenting. Masyarakat mempunyai cara hidup, ritual, dan tradisi yang unik. Ketika mempromosikan budaya melalui MIS, penting untuk melakukannya dengan kepekaan terhadap nilai-nilai dan norma-norma masyarakat setempat. Ini soal memberi komunitas hak untuk mengatur bagaimana budaya mereka digambarkan dan dibagikan.

Memperoleh izin yang tepat merupakan persyaratan etika yang mendasar. Komunitas harus mempunyai keputusan akhir mengenai bagaimana konten budaya mereka dipamerkan dan dibagikan. Persetujuan adalah kuncinya, dan segala penggunaan materi budaya, baik dalam bentuk gambar, video, atau cerita, hanya boleh dilakukan jika ada persetujuan yang jelas dan terinformasi dari masyarakat.

Pembagian keuntungan yang adil merupakan inti pertimbangan etis. Ketika pariwisata membawa peluang ekonomi bagi masyarakat, manfaat tersebut harus didistribusikan secara adil dan transparan. Penduduk lokal, pengrajin, dan praktisi budaya harus mendapatkan manfaat langsung dari industri pariwisata yang berkaitan dengan warisan budaya mereka.

Transparansi dalam transaksi keuangan dan ekonomi juga penting. Masyarakat harus diberi informasi tentang bagaimana budaya mereka dipromosikan dan bagaimana manfaat ekonomi didistribusikan. Transparansi ini membangun kepercayaan dan memastikan bahwa promosi budaya tidak bersifat eksploitatif.

Selain itu, menghormati martabat individu dan kesucian situs budaya sangatlah penting. Pengunjung dan pencipta harus mendekati warisan budaya dengan rasa hormat, mengingat maknanya dan perasaan penduduk setempat.

Singkatnya, mempromosikan budaya melalui MIS bukan hanya sekedar upaya teknologi; ini adalah tanggung jawab budaya dan etika. Hal ini harus dipandu oleh penghormatan terhadap adat istiadat setempat, persetujuan, pembagian keuntungan yang adil, transparansi, dan komitmen yang teguh untuk menjaga martabat dan keaslian budaya. Dengan menjunjung tinggi pertimbangan etis ini, kami memastikan bahwa perayaan budaya tetap menjadi pengalaman yang penuh hormat dan memperkaya bagi semua orang yang terlibat.

Solehan, Mahasiswa Magister Ilmu Manajemen, Universitas Jendral Soedirman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun