PERGANTIAN MAKNA
Pada kalimat pertama kita dapat melihat kalimat "Gelisahmu adalah gelisahku" kalimat tersebut memiliki makna apa yang dirasakan orang yang ia sukai, ia harus merasakannya juga. Kalimat pertama hanya kalimat puitis yang dibuat Rendra. Kalimat kedua "Berjalanlah kita bergandengan dalam hidup yang nyata dan kita cintai" kalimat tersebut memiliki makna tentang kebersamaan dan kepercayaan yang dilalui bersama baik keadaan senang ataupun duka. kalimat tersebut telah mengalami pergantian makna, pada kata bergandengan yang merupakan kata konkret yang menyimbolkan kebersamaan.
Kalimat ketiga "Lama kita saling bertatap mata dan makin mengerti tak lagi bisa dipisahkan" kalimat ini juga hanya kalimat puitis yang dibuat oleh Rendra, kalimat tersebut memiliki makna sepasang kekasih yang meyakini bahwa cinta yang dimilikinya semakin kuat dan tidak akan terpisah untuk selamanya.
Pada kalimat keempat kita dapat membaca kalimat "Engkau adalah peniti yang telah disematkan" kalimat tersebut telah mengalami pergantian makna, kalimat tesebut memiliki makna orang yang dituju adalah orang yang sudah ditakdikan dan tidak akan terpisah. Pada kata peniti yang merupakan kata konkret yang menyimbolkan kuatnya sebuah hubungan. Pada kalimat kelima, kita dapat membaca "Aku adalah kapal yang telah berlabuh dan ditambatkan" kalimat kelima memiliki kaitan dengan kalimat keempat. Kalimat kelima hanya kalimat puitis, kalimat tersebut memiliki makna seseorang yang telah mencari dan mendapatkan tujuan hatinya.
Kalimat terakhir yaitu kalimat keenam "Kita adalah lava yang tidak bisa lagi diuraikan" Â kalimat tersebut telah mengalami pergantian makna, kalimat ini memiliki makna dua orang yang sudah menjadi 1 dan tidak bisa lagi dipisahkan. Â Pada kata lava yang merupakan kata konkret yang menyimbolkan benda yang sudah bercampur.
SIMPULAN
Puisi merupakan seni sastra yang hidup beberapa abad lalu. Sampai saat ini puisi mengalami perkembangan dari beberapa aspek, seperti aspek penikmat ataupun dari aspek isi. Penikmat puisi kini tumbuh subur dibeberapa tempat dan mereka membentuk komunitas sendiri. Dari komunitas itulah puisi mengalami banyak kemajuan dan banyak dinikmati oleh kaum muda.
Puisi "Telah Satu" karya W.S. Rendra memiliki pergantian makna dan banyak memiliki kata-kata puitis didalamnya,sehingga puisi tersebut sangat bagus dan banyak memiliki nilai estetika didalamnya. Dalam puisi "Telah Satu" juga ada ikon, indeks, dan simbol yang menjadi penanda. Pergantian makna yang ada dalam puisi "Telah Satu" berupa berupa simbol dan penanda pada setiap kalimat. Ranah kailmuan yang mempelajari penanda dan pertanda dinamakan semiotika. Kajian yang mempelajari penanda atau simbol-simbol masyarakat. Semiotika dalam ranah sastra merupakan penafsiran sebuah karya dan makna oleh penikmatnya melalui tanda-tanda yang ada dalam sebuah karya sastra untuk mengetahui maksud dan tujuan seorang penulis. Tanda-tanda itu, bisa berupa makna sebuah kata yang perlu ditafsirkan kedalam pemahaman sendiri ataupun tanda yang ada ditataran kebahasaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI