Mohon tunggu...
Febrian ShafaHarahap
Febrian ShafaHarahap Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester 6 Universitas Sumatera Utara dari Program Studi Sastra Indonesia dengan Konsentrasi Sastra. Saat ini saya sedang mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka Batch 4 di Universitas Sebelas Maret.

Menulis dan membaca adalah hobi saya, saya juga suka dengan dunia permesinan. Saya berharap tulisan saya dapat bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semiotika Peirce dalam Puisi Telah Satu Karya WS Rendra

22 November 2023   22:21 Diperbarui: 22 November 2023   22:32 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN

Puisi merupakan satu bentuk karya sastra yang berisi ungkapan hati, pikiran, dan perasaan penyair yang dituangkan dengan memanfaatkan segala gaya bahasa, kreativitas dan imajinasi pengarang dengan rangkaian bahasa yang indah serta mengandung irama juga makna. Menurut Waat-Dunton Situmorang (dalam Samosir, 2013), definisi puisi yakni ungkapan nyata melalui kata-kata indah yang muncul dari pikiran manusia.

Mengapresiasi sebuah karya sastra tidak hanya dari kita membaca dan memahami isi karya sastra tesebut, tetapi karya sastra mempengaruhi tingkat kemampuan seseorang tentang kepekaannya terhadap perasaan, penalaran serta kepekaan. Karya sastra meliputi novel, cerpen, puisi, dan karya lainnya.

Puisi adalah meluapkan adicita pemikiran yang menghidupkan perasaan yang membangkitkan khayalan panca indera dalam konfigurasi yang berirama (Pradopo, 2012). Sedangkan menurut (Waluyo, 1987) menyatakan bahwa puisi merupakan karya sastra yang memanifestasikan pikiran dan keadaan kejiwaan seorang penyajak secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan semua kemahiran berbahasa dengan menghubungkan struktur fisik serta batinnya. Keduanya merupakan unsur yang membangun puisi, dari unsur-unsur itulah seseorang bisa mengalami langsung bagaimana perasaan yang dibangun oleh pengarang untuk sebuah puisi. Kedua unsur tidak dapat dipisahkan, karena jika dipisahkan sebuah puisi tidak akan membentuk sebuah karya sastra yang seharusnya memiliki nilai-nilai seni yang tinggi.

METODE

Pengkajian ini menggunakan metode penelitian studi pustaka dengan teknik analisis data kualitatif deskriptif. (Nazir, 1998) berpendapat bahwa studi pustaka adalah bagian penting yang dilakukan seseorang setelah menetapkan subjek penelitian, seterusnya peneliti melakukan pengkajian pada sebuah objek penelitian yang berkenaan dengan subjek penelitian yang sebelumnya telah dirancang. Penelitian ini merujuk dari beberapa teori yang berkenaan dengan subjek penelitian. Teori-teori tersebut bersumber dari kepustakaan yang berupa buku, jurnal, skripsi, dan majalah sesuai dengan topik yang akan dikaji. Kualitatif deskriptif merupakan teknik analisis data yang menganalisis objek penelitian yang tidak bisa diukur oleh angka atau parameter lain yang bersifak eksak. Teknik ini menjabarkan dan menjelaskan hasil penelitian dengan kata-kata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Semiotika merupakan kajian ilmu tentang produksi dan menafsirkan tanda dengan fungsinya, dan maanfaatnya terhadap kehidupan manusia (Ratna, 2013). Menurut Wiryaatmadja ( dalam Santosa, 2013) bahwa semiotika yaitu bidang keilmuan yang mempelajari kehidupan tanda dan arti yang luas di dalam, baik yang lugas (literal) maupun yang kiss (figuratif), baik memakai bahasa atau non bahasa. Dari pendapat kedua ahli, dapat disimpulkan bahwa semiotik adalah bidang keilmuan yang mengkaji tanda-tanda atau lambang-lambang pada berbagai ranah keilmuan, termasuk ranah sastra.

Semiotika dalam ranah sastra dapat berupa sebuah arti yang tersirat pada sebuah karya sastra. Pada dasarnya Puisi adalah satu bentuk karya sastra yang berisi ungkapan hati, pikiran, dan perasaan penyair yang dituangkan dengan memanfaatkan segala gaya bahasa.. Saat kita membaca sebuah puisi kita sering menemukan kata-kata yang bersifat ambiguitas, artinya kata-kata tersebut memiliki makna banyak dan penggunaan bahasa dalam puisi merupakan bahasa kiasan atau pengimajian yang perlu dipahami oleh pembaca.

Pada sebuah puisi biasanya penyair menyelipkan isyarat atau pesan yang ingin disampaikan dengan bahasa yang berbeda daripada jenis teks lainnya, dari sana muncul kajian semiotika untuk membahas secara tuntas tentang tanda-tanda, isyarat dan lambang pada sebuah karya sastra dengan tujuan kajian semiotika ini memberikan kepuasaan untuk para pegiat sastra khususnya puisi. Kajian semiotika dilakukan pada puisi WS. Rendra "Telah Satu" yang bertujuan untuk mencari kepuasan batin dan untuk mengapresiasi serta memahami gagasan yang dituangkan W.S. Rendra pada puisi tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa WS. Rendra merupakan seorang penyair dan penulis yang seluruh karyanya abadi sampai sekarang. Oleh sebab itu

menganalisis semiotika pada puisinya merupakan sebuah tantangan yang menarik, sebab W.S. Rendra merupakan orang besar dengan sejuta mahakarya yang indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun