Dalam cerita yang dikisahkan ini, guru Nober memang layak dikatakan sebagai contoh lantaran guru Nober memiliki pengetahuan psikologi pendidikan yang sangat memadai pada zaman sa'at ini.
Guru Nober telah dinyatakan mampu melayani sepenuh hati terhadap ketiga Musafir yang bodoh itu dengan kemampuan serta akal pikiran yang dimilikinya.Â
Guru Nober memiliki tanggung jawab penuh, guru Nober memiliki motivasi dalam mendidik ketiga orang Musafir yang bodoh itu.Â
Lantas, buat apa dikatakan guru kalau siswanya diharuskan untuk mengikuti kemauan yang diinginkan? Memaksakan siswa itu harus mengikuti keinginan sang guru? Bukankah itu merupakan bagian dari tekanan terhadap siswa?
Guru Nober, yang dikisahkan disini, benar-benar paham terkait tugas dan fungsinya sebagai seorang guru. Guru Nober tampil apa adanya sebagai seorang guru. Bukan ada apanya. Guru Nober dinyatakan telah mampu mengembangkan pola pikir terhadap anak yang akan dididiknya itu.
Guru Nober telah bersedia dengan ikhlas menerima ketiga Musafir yang sebelumnya telah diusir guru Frans dari sekolahnya. Guru Nober pun menerima ketiganya dengan lapang hati.
Guru Nober merupakan guru yang berintegritas lantaran Ia mampu menumbuhakan nilai, ide dan inovasi terhadap ketiga Musafir itu. Karena menjadi guru yang profesional sebetulnya, sedikit mengutip pernyataan yang sering kali Om Rocky Gerung sebut "sebuah keharusan dalam upaya mencerdaskan kehidupan berbangsa. Itu merupakan perintah konstitusional," Dan, kalimat itu telah tertanam pada diri guru Nober.
Yah. Karena menimbang para guru ialah garda terdepan yang berinteraksi langsung terhadap anak didik.
Gurulah yang menjadi orang pertama yang membuat siswa mengerti dan paham mengenai materi yang diajarkan.
Guru Nober, telah berperan menjadi aktor yang berpengaruh terhadap ketiga sang Musafir tadi, yang erat kaitannya dengan etika, kemampuan untuk bertahan dalam hidup, moral, empati, kreasi, dan sebagainya.
Sepatutnya kita perlu banyak belajar dari guru Nober. Guru Nober dikatakan sebagai seorang guru yang berhasil menanamkan cara berpikir ilmiah terhadap ketiga Musafir tadi, serta guru Nober pula memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai promotor, fasilitator, korektor, konsultan, dan manajer dalam mengelola proses terhadap anak didik.