Kesiapan mental orang tua peserta didik diperlukan dalam menyiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan pada Abad ke-21. Namun tantangan akan selalu ada dan perlu dianalisis secara mendalam dengan landasan ketuhanan, keikhlasan, dan nasionalisme keindonesiaan yang diterapkan oleh semua komponen.Â
Keempat, dalam proses pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami materi pelajaran, guru dapat melakukan penilaian, pada penilaian dalam proses pembelajaran terdapat tiga ranah aspek yang dinilai yaitu tiga ranah kognitif, sikap dan keterampilan. Hal ini menuntut guru untuk berlaku adil kepada peserta didik dengan melihat kemampuan yang sebenarnya pada peserta didik.Â
Kelima, proses penghayatan dan perwujudan profil pelajara Pancasila pada satuan pendidikan belum dapat tercapai secara menyeluruh karena pada beberapa sekolah belum menerapkan kurikulum merdeka sebagai pembaharuan secara nasional sehingga secara implisit implementasi terkait profil pelajar Pancasila belum dapat diterapkan secara maksimal.Â
Perkembangan zaman dan arus globalisasi menjadi salah satu tantangan terberat terkait eksistensi profil pelajar Pancasila sebagai tameng dan ruh identitas dan entinitas bangsa yang berbudi luhur.
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21Â
Profil pelajar Pancasila merupakan cara untuk mewujudkan peserta didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pada Abad ke-21 ditandai dengan berkembangnya proses berkembangnya teknologi digital dalam kehidupan. Proses tersebut sudah menyentuh hampir semua sektor kehidupan bangsa secara khusus sektor pendidikan.Â
Pada pendidikan Abad ke-21 yang berpihak pada ekosistem kelas yakni pembelajaran lebih menciptakan lingkungan belajar berpihak untuk peserta didik, yakni guru membuat kelas menjadi lebih banyak interaksi, memberikan perhatian yang sama ke semua siswa, memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, memberikan dukungan pada peserta didik, menggunakan media pembelajaran dan praktik di kelas, dan masih banyak lagi menciptakan suasana belajar sesuai dengan Abad ke-21.
Perwujudan Profil pelajar Pancasila pada Abad ke-21 di sekolah melalui pendidikan yang berpihak kepada peserta didik atau kodrat anak serta pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan perkembangan zaman dengan tetap berlandasakan pada nilai-nilai Pancasila. Hal ini sesuai dengan pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara dengan fokus pada memerdekakan belajar pada peserta didik.Â
Pendidikan berdasarkan pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara selalu menekankan pada kebutuhan, dan karakteristik anak, karena masing-masing anak adalah unik dengan segala kelebihannya.Â
Selain itu, juga diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, sebagai guru diharapkan dapat menuntun peserta didik dalam pembentukan karakter dan menggapai tujuan belajarnya.Â
Profil Pelajar Pancasila memiliki karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, maupun ekstrakurikuler.