mencoretkan sedikit kenang
agar tak terlalu punah
lampiran dari atmaja kudengarkan
katanya langit jingga
seolah prasasta kalbu
yang sangat dipuja-puji sang Esa
luka menjadi belenggu pada jiwa yang rentan
seperti rantai yang tak pernah putus
senja berbisik pada duka yang dalam
memeluk rapuhnya jiwa yang terluka
aku juga selalu menunggu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!