Febby MaharaniÂ
Mahasiswa UINSU
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam NegeriÂ
Sumatra Utara
Gen Z sering disebut sebagai generasi yang "lemah" atau kurang tangguh. Namun apakah persepsi ini benar-benar mencerminkan kenyataan yang dihadapi  generasi muda saat ini?
Mengapa Gen Z sering  dianggap lemah. Salah satunya adalah pengaruh teknologi dan media sosial. Gen Z tumbuh di era digital, dimana hampir semua informasi mudah diakses menggunakan teknologi. Meskipun mempunyai kelebihan dalam hal akses terhadap informasi, namun juga mempunyai kelemahan. Misalnya, media sosial sering kali menjadi tempat terjadinya tekanan sosial dan perbandingan diri.
Generasi muda ini sering kali merasa harus "sempurna" di mata dunia, sehingga dapat menimbulkan stres dan tekanan psikologis. Selain itu, Gen Z  tumbuh di tengah berbagai krisis global, mulai dari krisis ekonomi, perubahan iklim, hingga pandemi COVID-19. Mereka melihat betapa cepatnya dunia berubah  dan harus beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Tentu saja hal ini membawa tantangan tersendiri bagi generasi ini. Â Namun, mungkin terlalu sederhana untuk menyatakan bahwa Gen Z adalah generasi yang lemah. Setiap generasi mempunyai tantangan dan beban tersendiri yang harus diatasi. Meskipun generasi sebelumnya mungkin menghadapi tantangan dalam bentuk perang dan krisis ekonomi besar, Â Generasi Z menghadapi tantangan dalam bentuk tekanan sosial dari media sosial dan krisis global yang sedang berlangsung.
Label "Lemah" untuk Gen Z sering kali datang dari generasi sebelumnya yang  tidak sepenuhnya memahami tantangan yang dihadapi  generasi muda saat ini. Misalnya, banyak orang tua dari generasi sebelumnya  mungkin merasa bahwa anak-anak mereka "terlalu lembut" atau "tidak cukup tangguh" karena mereka tidak menghadapi tantangan yang sama seperti ketika mereka masih kecil.