Mohon tunggu...
Febby Soesilo
Febby Soesilo Mohon Tunggu... Guru - Docent Discunt

Wife, Freelance Writer, History's Teacher, Field Worker and Researcher.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Daya Tarik Benteng Mayangan sebagai Cagar Budaya Kota Probolinggo

3 Januari 2021   07:51 Diperbarui: 3 Januari 2021   07:54 3110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1: Benteng Mayangan jika dilihat dari depan. | Sumber gambar: Febby Soesilo, 2020

"Salah satu bangunan pertahanan yang digunakan untuk mempertahankan diri dari ancaman atau serangan musuh. Keberadaan benteng pada umumnya dikaitkan dengan kondisi peperangan".

Pernyataan di atas diamini oleh Purnawan Basundoro (2012:90) juga menerangkan:

"Benteng menjadi simbol dari upaya mempertahankan diri dari ancaman di luar mereka. Di kota-kota kolonial, benteng menjadi penanda awal lahirnya kota-kota tersebut".

Gambar 3: Pembagian antara Pelabuhan Probolinggo, Benteng Mayangan dan stasiun. | Sumber: KITLV (Edit: Febby Soesilo, 2020)
Gambar 3: Pembagian antara Pelabuhan Probolinggo, Benteng Mayangan dan stasiun. | Sumber: KITLV (Edit: Febby Soesilo, 2020)
Sementara itu keterangan dari Handinoto, staf pengajar dari Universitas Kristen Petra Surabaya (UK Petra/UKP) yang berjudul "Bentuk dan Struktur Kota Probolinggo; Tipologi Sebuah Kota Administratif Belanda" dan dimuat dalam Jurnal "Dimensi Arsitek, Volume 23, Juli 1997" menjelaskan tentang bagaimana pembangunan dari benteng ini:

"Benteng tersebut dibangun sebelum 1743, ditempatkan pada posisi yang strategis, yaitu dekat pelabuhan dan sebelah mulut sungai, dengan tujuan supaya lebih mudah dicapai oleh kapal. 

Di dalam benteng tersebut seperti biasanya terdiri atas pos dagang, dilindungi dengan beberapa bangunan yang dipakai sebagai tempat tinggal dan gudang".Handinoto pada halaman 8 kemudian melanjutkan keterangannya:

 "di sebelah utara dari alun-alun terdapat sebuah stasiun kereta api. Di belakang stasiun tersebut terdapat sebuah tangsi militer yang oleh orang-orang setempat disebut benteng. Di belakang benteng tersebut terletak pelabuhan."

Gambar 4: Benteng Mayangan pada peta Belanda. | Sumber: KITLV (Edit: Febby Soesilo, 2020)
Gambar 4: Benteng Mayangan pada peta Belanda. | Sumber: KITLV (Edit: Febby Soesilo, 2020)
Lebih lanjut, penjelasan juga ditambahkan oleh Ari Sapto dan laman online resmi Pemerintah Kota Probolinggo. Ari Sapto, staf pengajar dari Universitas Negeri Malang yang berjudul "Kota Probolinggo Pada Masa Menjelang dan Awal Revolusi (The City of Probolinggo At The Beginning of The Lead and Revolution)" dan dimuat dalam Jurnal "Literasi, Volume 2, No. 1, Juni 2012" juga menambahkan tentang sejarah Benteng Mayangan:"upeti yang wajib diserahkan kepada Kumpeni tidak hanya ditentukan waktu penyerahannya,tetapi juga ditentukan jumlah dan jenisnya, yang disesuaikan dengan kepentingannya, seperti beras, minyak kelapa, dan kayu bahanbangunan. 

Tenaga kerja yang diserahkan untuk mengangkut barang, memelihara jalan dan membersihkan bangunan-bangunan di benteng".

Sedangkan laman online resmi dari Pemerintah Kota Probolinggo, https://portal.probolinggokota.go.id/ (diakses 1/1/2021), dijelaskan bahwasanya benteng tersebut pernah dijadikan sebagai tempat tinggal sementara dari Raden Tumenggung Djojonegoro:

"Sebagai pengganti Kyai Djojolelono, kompeni mengangkat Raden Tumenggung Djojonegoro, Bupati Surabaya ke 10 sebagai Bupati Banger kedua. Rumah kabupatennya dipindahkan ke Benteng Lama".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun