“tempat itu penuh.” Timpal Rani.
“kapan kau lihat?”
“sekitar,” Rani melirik arlojinya. “tiga puluh menit yang lalu.”
“lalu.”
“apa?” Rani menoleh dengan cepat kearah Arie.
“ayo kita lihat.” Arie berjalan di depan Rani. Entah apa yang dirasakan oleh Arie, tapi ia merasa lupa tujuan utama ia datang ketempat ini.
“aku Rani.”
“Arie.”
-
Tempat yang pertama kali dicek oleh Rani adalah lantai dua, karena Rani memang menginginkannya sejak tadi. Rani sedikit berlari meninggalkan Arie menuju tempat yang kosong di dekat jendela. Ia seperti melampiaskan rasa kesalnya tadi ketika tidak mendapatkan tempat. Arie berhenti di depan lobi pemesanan, ia memesan secangkir cappuccino dingin. Arie menoleh kearah Rani yang sudah duduk manis di kursinya, ia mengisaratkan kepada Rani ingin memesan apa.
“oh berarti satu cappuccino dingin, satu cappuccino panas.”