Arjuna mengambil spidol merah. Dia menuliskan unek-uneknya di atas kertas karton bekas. Tulisan besar-besar, jelas, dan menohok. "Lulusan terbaik nganggur. Birokrasi administrasi bikin frustasi. Pemerintah katanya menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya, tapi nyatanya menciptakan pengangguran seluas-luasnya!"
Arjuna keluar dari kamar kosnya. Dia berjalan menuju kantor DPRK kota. Di sana, Â di depan pintu gerbang, dia mengalung karton protesnya. Orang-orang yang lewat berhenti sejenak. Membaca tulisan Arjuna. Ada yang tersenyum simpul, ada yang menggelengkan kepala, ada yang mengacungkan jempol.
Tak lama kemudian, petugas Satpol PP datang. Mereka meminta Arjuna pergi dan bawa kartonnya. Arjuna menolak. "Ini hak saya untuk menyampaikan aspirasi!" teriak Arjuna lantang.
Petugas Satpol PP mencoba menarik karton Arjuna. Arjuna melawan. Terjadi aksi dorong-mendorong. Arjuna terjatuh. Karton protesnya sobek. Dia bangkit lagi. Berteriak lagi. Melawan lagi.
Aksi Arjuna terekam kamera ponsel warga. Videonya jadi viral di media sosial. Arjuna menarik perhatian netizen. Dia stress. Tapi dianggap menyuarakan keputusasaan para pencari kerja. Terjebak persyaratan yang membunuh harga dirinya sebagai sarjana fresh graduate.
Pujian dan hujatan berseliweran di dunia maya untuk Arjuna. Tapi Arjuna tak peduli. Dia sudah stres dan muak. Media meliput. Wartawan mewawancarai. "HRD itu dungu! Fresh graduate masak diminta pengalaman kerja. Harusnya diminta pengalaman kuliah dan ijazah dong! Pemerintah juga ngapain banyakin sarjana, kalo ujungnya nyiptain pengangguran sarjana. Tutup kampus, alihkan jadi balai latihan kerja!"
Arjuna jadi selebriti dadakan. Pejabat pemerintah ketar-ketir. "Suara Arjuna harus dibungkam. Kasih dia pekerjaan!"
Tawaran pekerjaan berdatangan untuk Arjuna. Perusahaan-perusahaan besar berebut Arjuna. Tak lagi peduli pengalaman kerja. Aneh. Tapi tak apa-apa aneh, yang penting manis. Arjuna tersenyum. Dulu dicampakkan, kini diperebutkan. O, indahnya dunia. Dunia memang panggung stand up comedy.
Arjuna dapat pekerjaan. Ia disambut bak pahlawan. Karpet merah digelar, balon-balon beterbangan, spanduk ucapan selamat terpampang. Â Arjuna telah memberi inspirasi banyak sarjana pengangguran. Kisahnya jadi pelajaran, bahwa untuk mendapatkan pekerjaan, kita harus viral dulu.
"Ck ck ck ck....," suara cicak terdengar lantang di kamar kos Arjuna yang tersenyum rebahan di kasur. (*)
(Banda Aceh, 6 Agustus 2024)