Arjuna duduk di tepi kasur, menatap kosong ke arah dinding. Pikirannya melayang. Ke masa lalu, saat ia masih kuliah. Kuliah adalah masa-masa terbaik. Hepi selalu. Kongkow, ngegame, jalan-jalan, dan nonton film. Ke ruang kuliah, duduk saja. Gak datang it's ok, karena bisa titip absen. Tugas dan ujian kuliah, gampang. Karena bisa nyontek kawan.
"Apa salahku?" tanya Arjuna pada cicak di dinding.
"Ck ck ck ck...," Arjuna mendengar cicak seperti menyahut mengejek. "Dasar tak tahu diri," begitu Arjuna merasakan arti kata cicak.
"O, jadi guehh salah?! Jadi guehhhh gak bole bahagia selama kuliah? Jadi guehhhhhh kuliahhhh harus siapin skil buat kerja gituhhh? Eh, ituhh gue lagi kuliah, Monyet! Bukan lagi kursus pelatihan kerja? Elu ngerti gak sih, Nyet! Negara harusnya nyiapin lapangan pekerjaan seluas-luasnya buat kami-kami yang teraniaya  ini, tahu?! Ini semua salah Jokowi!" Arjuna berteriak-teriak sendiri.
Diambil karet, ditembak cicak itu. "Lu tahu apa sih, Nyet? Jadi orang yang solutip gitu napahh?!"
Arjuna merasa seperti orang gila. Ingin teriak, ingin menangis, ingin menghancurkan segalanya. Tapi ia kembali duduk di tepi kasur. Arjuna merasa putus asa. Arjuna merasa seperti orang bodoh. Belajar tinggi-tinggi, dapat gelar sarjana, tapi ujung-ujungnya nganggur dan putus asa dengan kenyataan hidup. Tambahan lagi seperti putus saraf. Brrrrrr......
Pagi itu, Arjuna bangun dengan mata sembab. Bukan karena habis nangis semalaman. Tapi karena kurang tidur, mikirin nasib.
Arjuna melihat pengumuman di Instagram. "Pemerintah membuka lowongan CPNS. Syarat: IPK minimal 3.00, SKCK, surat keterangan sehat, dan..." Arjuna terbahak. Pahit.
Dia punya IPK tinggi, tapi terganjal SKCK dan BPJS. Persyaratan yang tak masuk akal bagi pengangguran sepertinya. Itu baru dua persyaratan kelihatan diminta. Nanti entah apa lagi diminta syaratnya. Malas dia telusuri persyaratan CPNS. "Duluan banyak syarat, sebelum ikut tes. Padahal peluang lulus kecil selubang jarum. Njirr!"
"Harusnya Pemerintah itu kasih tes dulu. Kalo dah lulus baru penuhi persyaratan. Pasti semangat gue penuhi persyaratan administrasi! Gitu! Tul gak, Cak!" pada cicak Arjuna butuh validasi.
Arjuna merasa stres. Kepalanya sakit. Ia muak dengan birokrasi adminitrasi yang berbelit-belit. Muak dengan janji-janji manis pemerintah yang katanya membuka lapangan kerja seluas-luasnya tapi nyatanya sempit sesempit kamarnya.