Ya, Burung Kembara dirasa telah menyelamatkan dirinya dari keinginan terselubung itu yang belum disadari selama ini. Ia tersadar, cukuplah dengan kekuatan yang dimiliki selama ini meski sering disalahpahami orang, tanpa perlu kekuatan lain agar disegani atau ditakuti sehingga menerima apa saja yang dikatakan tanpa mencerna. Ia tak perlu penerimaan tanpa kesadaran.
Mereka yang mencari kebenaran akan menerima meskipun awalnya sakit atau pahit. Sementara mereka yang mencari kesenangan tentu akan mudah menolaknya dan bahkan mengata-ngatainya; tapi itu tak lagi masalah buatnya. Biarkan saja mereka berkembang pengertian yang kelak mereka temukan tanpa mesti harus melalui dirinya.
Seekor ikan tuna kembali berhasil dipancing. Sang Dosen tersenyum, "Hidup bukan hanya di dalam laut atau di atas langit. Hidup ini punya daratan yang harus ditapaki tapi sudah banyak ikan dan burung lupa daratan." ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H