Mohon tunggu...
Fazil Abdullah
Fazil Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah bila itu cahayamu. (Instagram/fazil.abdullah

Cerpen Perempuan yang Meminta Rokokmu dan Mogok di Hutan mendapat penghargaan dari Kompasiana (2017 dan 2018). _____________________________________________ linktr.ee/fazilabdullah 👈 merupakan pintu masuk menuju dunia karya saya. silakan masuk dan jelajahi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Ely, Ely, Temui Aku....

22 Januari 2023   06:11 Diperbarui: 1 Februari 2023   22:48 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi siluet Perempuan. (sumber: pixabay.com/jasminezhang916)

Kau paham sekali mengartikan kesendirian selepas Ayah meninggal. Tidak ada lagi yang mendengar ceritamu, mimpi-mimpimu; yang memuji kecerdasan dan keberanianmu; yang sering mengajakmu jalan-jalan ke kebun, ladang, dan bukit-bukit bergua (yang kemudian semua itu berubah sejak muncul penambangan galian C). 

Ayahmu semasa hidup juga membuka jalan untuk masa depanmu bahwa kau didukung dan diizinkan kuliah meski warga desa menertawakan: anak gadis kok kuliah padahal kerjaan nanti cuma dapur, sumur, dan kasur. Buang-buang duit.

Saat kau ingat Ayah, kata-katamu lembut dan kekanakan. Masa-masa kau bahagia. Semua anggota keluarga masih bahagia. Kau sering bercanda dan bermain dengan kedua kakakmu. 

Kau juga akur dan menyayangi Ibu. Sering membantu Ibu di dapur dan menjadikannya tempat bertanya akan segala rempah dan tempatmu belajar meracik bumbu dapur dan memasak.

Lalu kebahagiaan itu tercerabut. Kau ingat sekali awal mula kebahagiaan itu pergi sejak hadirnya penambangan galian C. Ayahmu mati tragis ketimpa batu marmer. 

Mbak Suhesti dinikahkan buru-buru biar tak beban Ibu menafkahi. Mas Supriyatin putus sekolah dan bekerja di penambangan (sebagai kompensasi perusahaan atas kematian Ayah, yang ujung-ujungnya Mas Supriyatin hanya jadi supir dump truck). 

Lalu Ibumu tak lagi sesegar dulu. Kusut dan menua sebelum tua. Ibu kau lihat dan rasakan serupa suasana rumah yang dipenuhi debu-debu.

Debu menempel di dedaunan, bunga, bangku, dan tanpa permisi bergerombol masuk rumah, bahkan ke bantal dan kasur, dan hatimu. Jalanan depan rumahmu itu telah jadi tanah kering dan dialasi kerikil; tekun menyumbang debu-debu.

Berulang kali debu diusir tapi selalu saja bertamu. Kau setiap hari, jika tak hujan, kebagian tugas menyiram jalanan dan membersihkan debu-debu, juga sesak dadamu.

Kau lelah. Protes. Tetapi dibantah. Penambangan memberi pendapatan yang digunakan untuk bangun desa. Perangkat desa menekankan lagi, bahwa program dan kebijakan desa yang dibuat untuk kemajuan dan kesejahteraan desa. 

Bukan kepentingan perorangan. Jika ada efek samping dirasakan perorang, mohon mengalah dan sabar. Mari lihat kepentingan kita bersama. "Kita adalah  keluarga. Karena itu harus saling mendukung dan bekerja sama demi tercapainya kemajuan dan kesejahteraan desa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun