Mohon tunggu...
Faza Nayla Az Zahra
Faza Nayla Az Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Faza Nayla Az Zahra NIM 43121120094 Dosen Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak Mata Kuliah Kewirausahaan 1 Manajemen / Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Komparatif Kritis Mitos Logos: Good Business-Good Ethics atau Good Ethics-Good Business

13 Desember 2023   09:52 Diperbarui: 13 Desember 2023   13:29 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

B. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis teori di balik "Good Business-Good Ethics" dan "Good Ethics-Good Business".

2. Menilai aplikasi praktis dari dua mitos tersebut dalam lingkungan bisnis.

II. TEORI

1. Good Business-Good Ethics

Teori "Good Business-Good Ethics" meyakini bahwa bisnis yang berorientasi pada keuntungan finansial yang optimal secara otomatis akan menerapkan praktik bisnis yang etis. Pandangan ini didasarkan pada asumsi bahwa keuntungan yang stabil dan maksimal akan tercapai melalui praktik bisnis yang adil, transparan, dan memperhatikan tanggung jawab sosial.

Teori ini menekankan bahwa pemegang saham yang puas dan keuntungan yang terus meningkat dapat menjadi indikator keberhasilan bisnis jangka panjang. Dengan memenuhi harapan pemegang saham, perusahaan diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung praktik bisnis etis.

Kritik terhadap teori ini mencuat terkait risiko terlupakannya tanggung jawab sosial perusahaan. Fokus pada profitabilitas mungkin dapat mengaburkan kebutuhan untuk berkontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan. Keberhasilan finansial yang besar tidak selalu diiringi oleh tanggung jawab sosial yang setara.

2. Good Ethics-Good Business

Teori "Good Ethics-Good Business" menekankan bahwa membangun dan memelihara reputasi perusahaan yang baik merupakan kunci utama untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang. Prinsip ini didasarkan pada keyakinan bahwa konsumen dan pemangku kepentingan lainnya cenderung mendukung perusahaan yang dikenal karena integritas dan tanggung jawab sosial.

Teori ini memandang keterlibatan pemangku kepentingan, seperti pelanggan, komunitas lokal, dan karyawan, sebagai unsur kunci dalam menciptakan bisnis yang berkelanjutan. Dengan melibatkan pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan, perusahaan diharapkan dapat menciptakan nilai yang lebih luas dan membangun hubungan yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun