Sebagai contoh, mari kita lihat artikel tentang isu Pendidikan yang berjudul
'' ANALISIS WACANA KRITIS DALAM PEMBELAJARAN: PERAN AWK PADA PEMBELAJARAN LITERASI KRITIS, BERPIKIR KRITIS, DAN KESADARAN BERBAHASA KRITIS''
Dalam pembelajaran untuk analisis wacana kritis yang merupakan salah satu bagian metodelogi dan pendekatan studi Bahasa serta teks. Setidaknya terdapat 3 peran pembelajaran yaitu : peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa , kemampuan literasi kritis dan kesadaran berbahasa kritis . Yang dimaksud dengan literasi kritis selain keterampilan membaca serta menulis siswa memiliki kemampuan untuk kemampuan berbagai hal yang terkait dengan literasi serta ideologi. Praktek literasi kritis sering digambarkan pada pembelajaran membaca untuk menganalisis bagaimana sebuah teks dapat bekerja secara ideologis.
Kebebasan untuk berpendapat. Literasi kritis dapat menjadi aksi sosial yang memberikan dampak yang tidak sekedar narasi tertulis. Analisis Wacana Kritis diperlukan apakah praktek dapat dipahami ''Setiap tuturan , interaksi , gerak tubuh serta Keputusan yang terjadi di kelas''
Jadi Analisis Wacana Kritis  sebagai alat pengawas menjadi penting. Analisis Wacana Kritis yang digunakan dengan cermat diperlukan untuk mendiaknosa hambatan selama pembelajaran terkait dengan kemampuan literasi kritis setiap siswa . Guru dapat mempelajari pola -- pola kekuasaan yang mungkin berpengaru terhadap literasi krisis siswa terutama yang rendah dengan percakapan .
Kesadaran berbahasa kritis dapat dicapai jika siswa memiliki kemampuan berpikir kritis. Analisis Wacana Kritis menawarkan prespektif baru dalam menggunakan Bahasa yang bersifat problematis , merefleksikan dan berdampak pada proses sosial dan ideologi . Siswa lebih sadar dengan fleksibilitas yang mencakup pikiran , kepercayaan dan ideologi . Hingga berkemampuan menyampaikan argumentasi terhadap kepercayaan dan ideologi yang dimiliki oleh siswa .
Kemampuan berpikir kritis anak sebagai seni berpikir , kemampuan menganalisa pikirian dan situasi yang kompleks menggunakan standar objektivitas dan konsitensi. Terdapat 3 kegiatan berpikir .Â
1. Analisis terhadap pikirian , evaluasi serta peningkatan. Siswa tidak hanya mempelajari teks apa adanya tapi juga dapat menyerap dan mengevaluasi teks tersebut.
2. Â Analisis terhadap keterampilan yang merepresentasikan kemampuan berpikir kritis siswa : mengenal masalah , dampak masalah serta informasi yang penting , dan nilai , memahami dan menggunakan Bahasa yang tepat jelas dan sesuai dengan konteks , Menginterpretasi data , mengumpulkan bukti dan evaluasi , mengenali hubungan logis antar proposisi , Kesimpulan , mengkontruksi kepercayaan seseorang serta menyampaaikan penilian yang akurat .Â
3. Analisis Wacana Kritis  dapat meningkat kemampuan berpikir kritis siswa. Analisis Wacana Kritis bersifat multi displiner yang menggunakan dalam berbagai teruatama Bahasa bagi siswa. Sebagai alat bantu untuk siswa dan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran untuk meningkatkan berpikir kritis , kompetasi literasi kritis dan kesadaran berbahasa kritis semua berpeluang untuk berkolaborasi dan diterapkan dalam Bahasa di sekolah. Diperlukan usaha dan kreatif guru untuk memodifikasi Analisis Wacana Kritis agar dijadikan prangkat yang tepat untuk siswa .
Fathimah Az Zahra