Mohon tunggu...
Fayakhun Andriadi
Fayakhun Andriadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Fayakhun Andriadi, Ketua Partai Golkar Prov DKI Jakarta. Anggota Komisi I DPR RI 2009 - 2014 dan 2014-2019. Lahir 24 Agustus 1972. Sarjana Elektro Universitas Diponegoro, Magister Komputer Universitas Indonesia (UI) dan menyelesaikan program Doktor Ilmu Politik UI (2014) dengan disertasi Demokrasi di Era Digital. Pemilik website www.fayakhun.com. Twitter: @fayakhun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Akses Internet dalam Mendukung Kemajuan Bangsa

30 September 2010   07:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:50 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Fenomena globalisasi telah menghadirkan tatanan kehidupan baru di era modern. Identitas sosial dan budaya saling terhubung dan saling mempengaruhi, menafikan sekat ruang dan waktu. Dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat proses penyebarluasan konsumsi informasi. Jaringan akses yang mudah dijangkau oleh setiap individu membuat muatan-muatan global hinggap dalam tradisi serta budaya masyarakat yang tidak memandang batas usia maupun stratifikasi sosial.

Dunia dikelilingi berbagai pilihan konsumtif dari aneka ragam informasi. Pilihan-pilihan itu tidak sekedar menghasilkan efek positif, tapi juga dampak negatif. Bukan hanya informasi edukatif yang bisa mendukung peningkatan ilmu pengetahuan, tapi juga informasi destruktif yang mengancam tradisi, budaya dan identitas bangsa. Ibarat pisau bermata dua, teknologi dan informasi mengandung potensi yang bermanfaat sekaligus merusak. Namun, suatu hal yang tidak bisa dimungkiri, globalisasi membawa paradigma baru dalam kehidupan umat manusia.

Pergeseran Paradigma

Globalisasi yang didukung oleh kemajuan teknologi dan informasi membuat limitasi jarak tidak lagi menjadi hambatan (borderless). Meminjam ungkapan David Held, teknologi dan informasi mengandung keluasan (extencity), kekuatan (intencity), kecepatan (velocity), dan dampak (impact) luar biasa yang tidak terbayangkan sebelumnya. Keempat hal itulah yang membuahkan peluang sekaligus ancaman dalam upaya memajukan kualitas kehidupan umat manusia melalui pemanfaatan jaringan internet.

Teknologi informasi diakses dan dijamah hingga di sudut-sudut yang sulit diterka keberadaannya. Internet merambah ke ruang privat, tanpa membutuhkan izin dan sensor sang pemilik. Bahasa-bahasa cyber yang mencirikan sebuah hubungan pertemanan dan komunitas tertentu dilakoni dengan baik oleh anak-anak yang bahkan tak pernah mengenal komunitas tersebut. Budaya-budaya yang tidak sepenuhnya bisa diterima oleh budaya bangsa, budaya yang bahkan diproteksi oleh tempat asalnya, diakses penuh tanpa batasan-batasan tertentu.

Sebagai peluang, akses internet menggeser paradigma tradisi yang dibahasakan dalam istilah elektronik sebagai analog-oriented menuju digital-oriented. Hal ini didukung oleh teknologi dan informasi yang berperan sebagai enabler dalam perubahan sosial, politik, ekonomi maupun budaya. Dalam pradigma analog-oriented, sebuah proses penyebaran informasi dilakukan dengan berbagai tahap konvensional yang memerlukan ruang dan waktu yang tidak kecil dan sedikit. Sementara itu, dalam paradigma digital-oriented, proses penyebaran informasi dilakukan secara luas, cepat dan tepat.

Sebagai contoh, tanpa dukungan teknologi dan informasi melalui jaringan internet, seorang pengrajin yang bermukim di daerah pelosok yang hendak memasarkan hasil kerajinannya, harus melalui cara-cara konvensional dengan bantuan para tengkulak, proses perizinan hingga pemasaran yang menghabiskan waktu yang lama dengan biaya yang tidak sedikit. Di lain pihak, dengan akses jaringan informasi, mereka bisa memasarkan hasil kerajinan mereka secara langsung dengan biaya murah dan terjangkau.

Dalam komunikasi politik, akses internet juga mampu mengkomunikasikan pesan dan aspirasi masyarakat bawah melalui jaringan sosial atau situs informasi yang dimiliki oleh partai politik, politisi ataupun penguasa, tanpa harus melalui tahap-tahap yang panjang, berliku dan cenderung birokratis. Pada intinya, pergeseran paradigma (shifting paradigm), telah merubah pola komunikasi individu ataupun kelompok masyarakat dalam upaya meraih kualitas kehidupan yang lebih baik. Tentu saja, hal ini bisa dilakukan sejauh teknologi dan informasi dijadikan sebagai alat atau instrumen yang mendukung, bukan mengancam.

Pemahaman tentang pergeseran paradigma ini sangatlah penting dalam menyatukan visi dan misi kebangsaan tentang manfaat teknologi dan informasi, khususnya pemanfaatan dan penggunaan jaringan internet. Tanpa dengan pemahaman tersebut, teknologi dan informasi akan sekedar menjadi sebuah produk “hampa nilai” dari globalisasi. Pengguna dan penerima informasi adalah pihak yang menentukan sejauh mana arah pemahaman tentang pesan dan informasi dari teknologi. Penyebar dan peyampai pesan memiliki agenda tertentu, membawa segudang misi ideologis demi mencapaian tujuan tertentu.

Dalam konteks ini, sarana dan wadah menjadi sasaran empuk menyampaikan pesan. Jaringan teknologi informasi memungkinkan wadah tersebut diakses secara penuh. Tanpa batasan dan rambu khusus dari pihak yang berkepentingan terhadap penyebaran tersebut, atau penguasa, maka dampak yang akan ditimbulkan sulit dihindari.

Ancaman Kedaulatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun