Pilihan kata merupakan unsur yang sangat penting, karena pilihan kata ynag tidak tepat dapat menimbulkan gangguan komunikasi terhadap pesan yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, masalah pemilihan kata dalam penulisan harus benar-benar diperhatikan. Dalam hal ini kata yang tepat harus memenuhi syarat kebakuan, kelaziman, dan kecermatan, yang masing-masing akan dibicarakan di bawah ini:
1. Kata yang Baku
Pemakaian kata-kata yang belum diakui kebakuannya harus dihindari, misalnya kasih, bikin, cuma, ngalamar, dan nggak. Bentuk baku untuk kata-kata itu adalah memberi, membuat, hanya, melamar, dan tidak.
2. Kata yang lazim
Kata yang lazim adalah kata yang sudah biasa digunakan dalam komunikasi secara tertulis maupun lisan. Kata yang lazim juga berarti kata yang sudah dikenal oleh masyarakat dan maknanya pun sudah diketahui secara umum. Dengan demikian, pemakaian kata yang sudah lazim dapat mempermudah pemahaman pembaca terhadap informasi yang disampaikan secara tertulis.
Kenyataan tersebut memperlihatkan bahwa kata-kata yang pemakaiannya belum lazim hendaknya dihindari karena hal itu dapat mengganggu kelancaran kamunikasi. Di samping itu, kata-kata arkais dan kata-kata asing yang tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia sebaiknya juga dihindari.
3. Kata yang Cermat
Kecermatan dalam pemilihan kata menyangkut kemampuan seseorang memilih sebuah kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sesuai dengan maksud yang dikehendaki. Untuk itu, seseorang mampu membedakan secara cermat kata-kata yang bersinonim, maupun mengetahui kata-kata yang bermakna denotatif dan konotatif, serta mampu memahami kata-kata mubazir yang perlu dihindari.
Dengan kemampuan membedakan nuansa makna kata-kata yang bersinonim, seseorang dapat memilih kata yang akan digunakan secara tepat. Kata melihat, menyaksikan, dan menonton, misalnya, atau kata seluruh, segala, dan semua merupakan kata yang bersinonim. Diantara kata-kata itu kita dapat memilih yang paling tepat sesuai dengan nuansa makna yang dikehendaki. Dengan pengetahuan mengenai makna denotatif dan konotatif, kita dapat memilih kata secara tepat sesuai dengan konteks pemakaiannya.
Sementara itu, dengan memahami kata-kata yang mubazir, kita dapat menghindari pemakaiannya karena di samping tidak menghemat tempat, pemakaian kata yang mubazir juga tidak ada gunanya. Beberapa kata yang dianggap mubazir sering muncul karena pemakaian kata yang bersinonim secara bersama-sama, misalnya kata sangat dan sekali atau adalah dan merupakan. Kata-kata semacam itu sebenarnya bersinonim.Oleh karena itu, agar lebih efektif, sebaiknya salah satu saja yag digunakan.
4. Ungkapan Idiomatik