"Kita main Xbox di rumah Dimas, kalau libur seperti sekarang dia di bebasin main. Tadi dia udah ngajakin kok". Ujar Damar meyakinkan. Damar dan Dimas adalah teman sekolah Wisnu, bahkan Dimas dan Wisnu satu kelas.
"Dimasnya mana?" Wisnu masih belum yakin.
"Tadi udah pulang duluan naik motor sama ayahnya, ayo dong temenin" Damar merajuk.
Wisnu agak ragu dan berpikir beberapa saat. "Mau main Xbox nggak..?" Wisnu bertanya ke Bima.
"Nanti aku boleh ikut main nggak?"
"Bolleehh lahh,.."Damar menjawab cepat.
Seketika mulut kecil Bima tersenyum dan tanpa harus mendengar apa-apa lagi, Wisnu langsung paham arti senyuman itu, sejurus kemudian Wisnu merangkul adiknya dan berjalan menuju rumah Dimas.
Keraguan Wisnu sebenarnya bukan penolakan Bima, Adiknya tidak pernah menolak kalau diajak main game. Yang paling dikhawatirkan Bima adalah tabiat Dimas yang sedikit urakan dan nyeleneh.
Sebagai teman, Dimas sangat baik dan toleran. Tapi kadang tingkah lakunya suka iseng dan dianggap nakal oleh orang yang belum dikenalnya.
Contoh sederhananya, di bulan Ramadan pernah 2 kali Wisnu mendapati Dimas sedang sembunyi-sembunyi minum di warung belakang sekolah.
Dan Dimas terlihat santai saat ketahuan oleh Wisnu sedang minum di tengah hari bolong bulan puasa. Bukannya malu, Dimas malah cengengesan sambil menawarkan minumannya ditangannya.