1. Kemandirian dan pengambilan keputusan
Pola asuh otoriter biasanya cenderung menghambat kemandirian pada remaja, anak anak dalam lingkungan otoriter mungkin kurang memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi keterampilan pengambilan keputusan karena mungkin memiliki sedikit kesempatan untuk mengembangkan keterampilan mengambil keputusan, karena keputusan sering di ambil oleh orang tua, sehingga biasanya anak yang mendapat pola asuh otoriter tingkat kemandiriannya lebih rendah di bandingkan anak yang mendapat pola asuh lainnya.
2. Keterampilan berkomunikasi
Berkomunikasi tentu merupakan hal yang sangat penting bagi remaja, entah itu berkomunikasi dengan teman, partner, atau siapapun itu, namun anak-anak yang tumbuh dengan menerima pola asuh otoriter berkemungkinan akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi atau hubungan interpersonal yang sehat, karena terbiasa menerima pola asuh otoriter membuat mereka kakan sulit untuk berekspresi dan dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan orang lain, dan di fase remaja juga pasti banyak berinteraksi dengan teman atau lingkungan sosial nya, dan jika remaja memiliki keterampilan berkomunikasi yang rendah pastinya akan menyulitkan individu tersebut dalam bersosialisasi.
3. Rendahnya kemampuan bersosialisasi
Anak remaja yang mendapat pola asuh otoriter biasanya cenderung akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi, karena biasanya anak cenderung tidak percaya diri, kurang mandiri, sulit mengatasi konflik, dan pegendalian emosi yang rendah membuat remaja yang mendapat pola asuh otoriter dari orang tuanya sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, dan hal hal seperti ini dapat mempengaruhi kemampuan bersosialisasi anak ataupun remaja.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penting bagi orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter untuk memahami dampak negatifnya terhadap perilaku sosial remaja, pola asuh otoriter sangat berpengaruh banyak terhadap kehidupan anak, dengan orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter berdampak pada perilaku sosial remaja, dimana terdapat banyak pengaruh buruk terhadap perilaku sosial remaja, karena berbagai batasan dan aturan yang ditetapkan pengasuh membuat rendahnya faktor-faktor yang harusnya bisa menunjang perilaku sosial anak menjadi lebih baik lagi.
Agar dampak negatif pada pola asuh otoriter berkurang, dan untuk memaksimalkan dampak positifnya, orang tua perlu menciptakan lingkungan yang mendukung anak untuk berekspresi dan berkembang, menerapkan pendekatan asuh yang lebih mendukung dan melibatkan, menciptakan ruang untuk remaja berbicara dan mengutarakan pendapat, dan memberikan kepercayaan pada mereka untuk membuat keputusan dan belajar bertanggung jawab, ini juga turut berperan dalam memperkuat rasa kemandirian.Â
Orang tua juga harus aktif mendukung kegiatan sosial, orang tua yang memfasilitasi interaksi anak dengan teman juga dapat membantu remaja mengembangkan keterampilan sosial yang positif. Dengan demikian di harapkan remaja dapat tumbuh sebagai individu yang lebih percaya diri, dan mampu berinteraksi dan bersosialisasi secara sehat dalam lingkungan sosial mereka.
REFERENSI:
-Makagingge, M., Karmila, M., Chandra, A, Anita. (2019). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial Anak. Yaa Bunayya;Jurnal Pendidikan anak usia dini. 3(2).