Hujan ekstrem dan banjir awal tahun 2020 di Ibu Kota Negara Republik Indonesia menjadi kado terburuk untuk menyambut tahun baru.
Hujan deras hampir diseluruh penjuru Jabodetabek mengakibatkan bencana banjir yang tidak terbendung hingga memakan korban jiwa dan kerugian hingga milliaran rupiah bahkan mencapai trilun rupiah.
Apakah peristiwa banjir dijakarta baru pertama ini? Jawabannya jelas tidak, kita tau bagaimana Jakarta sering mengalami bencana banjir.
Apakah kita akan saling menyalahkan terus menerus? Mempertontonkan ketidak harmonisan para pemimpin kita di hadapan masyarakat umum.
Lalu apa solusinya? Apa yang harus Jakarta lakukan agar persoalan Banjir ini dapat teratasi?
Menurut pemahaman saya, Jakarta harus belajar dari Yogyakarta dalam mengatasi Banjir dan penataan lokasi-lokasi rawan bencana yang harus dipetakan dengan baik.
Kali Code di Yogyakarta juga dulunya menjadi persoalan besar di Jogja yang berakibat pada bencana Banjir, namun hingga saat ini hal itu sudah hampir tidak pernah terjadi lagi, kok bisa lalu apa yang dilakukan oleh Jogja?
Nah, menurut yang saya perhatikan ketika mengitari seputaran Kali Code ada bebera hal penting disana.
1. Lingkungan disekitaran sungai benar-benar bersih, perumahan masyarakat pinggir sungai menghadap ke depan sungai bukan membelakangi sungai.
2. Masyarakat sudah memiliki jadwal untuk membersihkan sungai bersama-sama.
3. Pemerintah telah membangun benteng atau tanggul sungai dengan baik sehingga ketika hujan eksetrim turun air tidak sampai meluap.