Mohon tunggu...
FAWER FULL FANDER SIHITE
FAWER FULL FANDER SIHITE Mohon Tunggu... Penulis - Master of Arts in Peace Studies
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tidak cukup hanya sekedar tradisi lisan, tetapi mari kita sama-sama menghidupi tradisi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Superman Sekalipun Gubernurnya, Jakarta Tetap Banjir jika Tidak Belajar dari Yogya

5 Januari 2020   00:32 Diperbarui: 5 Januari 2020   01:08 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan ekstrem dan banjir awal tahun 2020 di Ibu Kota Negara Republik Indonesia menjadi kado terburuk untuk menyambut tahun baru.

Hujan deras hampir diseluruh penjuru Jabodetabek mengakibatkan bencana banjir yang tidak terbendung hingga memakan korban jiwa dan kerugian hingga milliaran rupiah bahkan mencapai trilun rupiah.

Apakah peristiwa banjir dijakarta baru pertama ini? Jawabannya jelas tidak, kita tau bagaimana Jakarta sering mengalami bencana banjir.

Apakah kita akan saling menyalahkan terus menerus? Mempertontonkan ketidak harmonisan para pemimpin kita di hadapan masyarakat umum.

Lalu apa solusinya? Apa yang harus Jakarta lakukan agar persoalan Banjir ini dapat teratasi?

Menurut pemahaman saya, Jakarta harus belajar dari Yogyakarta dalam mengatasi Banjir dan penataan lokasi-lokasi rawan bencana yang harus dipetakan dengan baik.

Kali Code di Yogyakarta juga dulunya menjadi persoalan besar di Jogja yang berakibat pada bencana Banjir, namun hingga saat ini hal itu sudah hampir tidak pernah terjadi lagi, kok bisa lalu apa yang dilakukan oleh Jogja?

Nah, menurut yang saya perhatikan ketika mengitari seputaran Kali Code ada bebera hal penting disana.

1. Lingkungan disekitaran sungai benar-benar bersih, perumahan masyarakat pinggir sungai menghadap ke depan sungai bukan membelakangi sungai.

2. Masyarakat sudah memiliki jadwal untuk membersihkan sungai bersama-sama.

3. Pemerintah telah membangun benteng atau tanggul sungai dengan baik sehingga ketika hujan eksetrim turun air tidak sampai meluap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun