Jadi, berusahalah untuk tetap fokus pada saat ini dan jika kita ternyata tidak mengikuti pembicaraan, jangan ragu untuk meminta lawan bicara untuk mengulangi apa yang telah disampaikan. Hal ini mungkin terasa menyebalkan, namun meminta klarifikasi sebenarnya menunjukkan bahwa kita berkomitmen untuk memahami apa yang disampaikan.
Jangan takut juga ketika ada jeda, tidak masalah jika kita diam sejenak untuk memikirkan bagaimana respon kita. Begitu juga ketika lawan bicara melakukan hal yang sama. Semua perubahan ini mungkin terlihat kecil, namun jika dilakukan bersamaan maka bisa membuat perubahan yang besar.
Bagaimana jika kita sedang berada dalam situasi yang sulit, misalnya ketika tidak sepakat dengan orang lain atau menghadapi orang yang sedang marah? Mungkin perlu dipahami, konflik adalah bagian alami dari interaksi manusia. Namun untuk bisa menyampaikan ketidaksetujuan secara konstruktif, diperlukan kemampuan mendengarkan yang baik dan komunikasi yang efektif.
Untuk menyelesaikan konflik, kita harus berada dalam kondisi yang tenang. Jangan bersikap defensif atau agresif karena hal itu hanya akan memperburuk situasi. Fokuslah untuk memahami sudut pandang orang lain. Jangan sibuk berusaha menjelaskan sesuatu, tapi gunakan pertanyaan terbuka untuk mengetahui akar masalahnya. Carilah kesamaan di antara poin yang bersebelahan. Selanjutnya, berusahalah untuk menemukan solusi terbaik yang bisa mengakomodasi keinginan para pihak.
Mungkin saja tidak semua yang kita inginkan akan kita dapatkan, begitu juga dengan orang lain. Namun, solusi yang diambil diharapkan bisa menyelesaikan konflik. Hal ini merupakan tantangan yang sebenarnya dalam berlatih mendengar dengan seksama. Namun, dengan latihan yang tertata, kita dapat menavigasi situasi ini dengan sempurna.
Editor : Fauzul Ikfanindika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H