Tantangan Dalam Menjalankan Wajib Pajak PKB
Meskipun Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pembangunan daerah, pelaksanaannya tidak selalu berjalan tanpa hambatan. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak kendaraan tepat waktu. Beberapa faktor tantangannya:
1. Kepatuhan Masyarakat
Kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara dan kesadaran membayar pajak sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Nugroho, 2006). Menurut Asri (2009) wajib pajak dikatakan memiliki kesadaran apabila:Â
- Mengetahui adanya Undang-Undang dan ketentuan perpajakan.Â
- Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara.Â
- Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Â
- Memahami fungsi pajak untuk pembiayaan negara.Â
- Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan sukarela.Â
- Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar
Kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak merupakan perilaku Wajib Pajak berupa pandangan atau perasaan yang melibatkan pengetahuan, keyakinan dan penalaran disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai stimulus yang yang diberikan oleh sistem dan ketentuan pajak tersebut (Fikriningrum, 2012). Hal itu sejalan dengan Sapriadi (2013) dan Setiawan (2014), menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.Â
2. Kinerja AparatÂ
Kinerja aparat atau pegawai bersifat individual, mengingat setiap pegawai memiliki tingkat kualifikasi dan kemampuan yang berbeda-beda dalam menjalankan tugasnya. Setiap pegawai menunjukkan kinerja yang bervariasi, tergantung pada kemampuan dan pemahaman mereka terhadap pekerjaan yang diemban. Oleh karena itu, manajemen dapat mengevaluasi kinerja pegawai berdasarkan pencapaian dan hasil kerja yang diperoleh oleh masing-masing individu. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian kinerja Aparat:Â
1) Kuantitas Kerja
Kinerja karyawan dapat diukur melalui kuantitas kerja, yang mengacu pada seberapa banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam waktu yang efisien. Jika diketahui jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dan tujuan yang tercapai, hal ini bisa menjadi acuan untuk menilai produktivitas sumber daya manusia. Kuantitas kerja ini memberikan gambaran yang jelas tentang seberapa efektif dan efisien seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
2) Kualitas Kerja
Selain jumlah pekerjaan yang diselesaikan, kualitas pekerjaan juga merupakan aspek penting dalam menilai kinerja karyawan. Kualitas yang dimaksud adalah sejauh mana pekerjaan dilakukan dengan benar dan memuaskan. Faktor ini sangat bergantung pada bagaimana proses pelaksanaan pekerjaan dilakukan, dan dapat diperkuat dengan adanya pedoman yang jelas dari atasan atau pimpinan kerja.
3) Pemahaman Tentang Pekerjaan
Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan sangat memengaruhi kinerja mereka dalam pekerjaan yang dilakukan. Pengetahuan yang dimaksud mencakup latar belakang pendidikan karyawan serta informasi dan keterampilan yang diberikan perusahaan melalui pelatihan atau platform digital untuk meningkatkan kinerja. Selain itu, pemahaman terhadap pekerjaan yang diemban juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan.
3. Target yang Tinggi