Meski gaji awal 470.000 rupiah,tetapi sangat membawa makna, karena di masa itu aku belajar, mengkondisikan segala sesuatu dengan keadaan ku. Dan aku hanya berpikir bagaimana  ilmu yang aku peroleh di bangku kuliah bisa bermanfaat untuk  anak didik ku. Mengingat jurusan yang ku ambil adalah jurusan bahasa inggris. Tujuan ku hanya satu yaitu aku bisa mermanfaat untuk anak didik ku.
Singkat cerita empat tahun menjadi guru bantu tetap ku jalankan meskipun beberapa teman kala itu ada yang berhenti dengan berbagai alasan. Salah satunya karena gaji yang tidak mencukupi.
Ada juga beberapa dari suami mereka yang berpikir lebih baik menjaga anak mereka di rumah dari pada harus menambah pengeluaran untuk mengaji pengasuh anak.
Tetapi tidak begitu dengan Aku, aku yang kala itu masih sendiri, merasa sudah cukup untuk  memenuhi kebutuhan ku, makan siang aku sengaja bawa dari rumah.sehingga sebagian gaji bisa untuk biaya tranfort pulang naik becak dayung dari sekolah menuju simpang jalan untuk mengambil angkot. Kalau jalan kaki lumayan jauh sih kira-kira 700 meter, apalagi pakai sepatu bertumit.
Ditahun kelima menjadi Guru bantu, tepatnya tanggal 1 Januari 2008  adalah tahun membawa kebahagian yang tak terhingga, kala itu  guru bantu diangkat menjadi CPNS. Kesabaran yang dihadiahkan sang khalik dengan kebahagian menambah rasa syukurku kepadaNya.
Ditahun 2009, april aku di pertemukan dengan seseorang. Dia adalah tetangga ku yang hampir 17 tahun mencari sesuap nasi di kota Makassar. Meski kami lama tak ketemu dan lama tak pernah berkirim kabar, tetapi kedua orang tua kami saling bertemu dalam acara pengajian rutin Mesjid Amaliah di kelurahan Medan Helvetia.
Saya yakin sang Khalik telah merencanakan kami bertemu kembali dan pertemuan itu juga berakhir dengan suatu kebahagian, ditahun yang sama tanggal 20 Juni, aku menikah dengan nya.
Sebenarnya aku tak pernah menduga menikah dengan seseorang yang sangat luar biasa dimataku, Â yang menerima segala kekurangan dan kelebihanku, begitu juga aku kepadanya. Aku yakin bahwa pertemuan kami bukanlah suatu kebetulan tetapi suatu yang telah ditetapkan sang Khalik . karenanya kebahagiaan yang telah diamanahkan harus ku jaga dengan sebaik-baiknya.
aku yang kala itu tidak pernah berpergian keluar dari kota Medan, Kini mengikuti suami keluar provinsi yang menempuh jarak dua pulau di waktu yang sama.
Sampai dikota Makassar, mata ku seakan tak ingin berpaling memandang keindahan pantai Losari yang berada di tengah-tengah kota Makassar. Aku seakan lepas tak terkendali, kekaguman ku pada pantai Losari membuat aku ingin menjemput senja di sore hari disana. Semakin aku kagum semakin aku merasa kebahagiaan atas besarnya karunia sang Khalik yang telah diberikannya kepada manusia.Â
Setahun kemudian tepatnya tanggal 1 Mei 2010, kebahagian kembali datang menghampiri aku. Aku menerima SK PNS. Tangan ku Dingin, Air mata tak terbendung menahan haru  kebahagiaan. Senyuman kebahagiaan ku persembahkan buat ibu yang selalu membantu dan menguatkan aku, tak lupa juga buat ayah yang setia mengantarku tiap pagi kesekolah.