"Kau mau pulang cepatkan?!"
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara dari arah pintu
"Eh iya la boy, cem?"
"Yaudah, ko istirahat lah dulu. Nti biar diurus"jawabnya langsung pergi meninggalkan kamar.
Selesai subuh, aku mulai merasa begitu lelah
Aku coba beristirahat memejamkan mata
Tak lama, sekitar jam setengah delapan
Aku coba bangun
Eh, ternyata aku lupa
Aku pikir aku di kamar yang biasa
Ya sudah aku kembali merebah
Meminta tolong pada teman
Aku minta ambilkan sedikit air dari kamar mandi
Aku ingin mencuci muka biar terlihat segar
Detik, menit dan jam yang berlalu di sini begitu sangat membosankan
Tapi setidaknya, disini aku kembali mulai jujur pada diri sendiri
Ternyata aku tidak biasa saja
Benar kata teman, bahwa fisik ini berhubungan dengan apa yang dipikirkan
Tubuh tak bisa ditipu, walau berusaha keras membohongi pikiran melulu
Aku tak biasa saja
Aku merindukannya..
"Woiii, yok! Dah bisa pulang katanya. Dah beres kok, dah tinggal cabut lah. Senang ko kan? Hahaha"
"Ya dah jelas" jawabku.
Selepas maghrib aku tak lagi melihat dinding-dinding yang awalnya begitu membosankan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H