Ternyata aku tak bisa
Masih belum bisa melanjutkan untuk biasa saja
Efek obat bekerja keras mengganggu telinga
Begitu perih
Sakit begitu hebat
Aku kembali membayangkannya
Aku mengingat senyumnya yang begitu merekah
Aku pernah menyapanya
"Anak siapa sih, kok manis sangat senyumnya"
Dia menjawab dengan senyum manisnya lebih lebar
Aku kembali berspekulasi saja
Aku yang telah menyia-nyiakannya, kurasa ini benar adanya
Kembali aku meraih buku bersampul biru tua tadi
Perlahan aku membaca
Berharap selesai membacanya satu malam ini
"Wanita tak semua mampu menyebut rasa dengan kata. Tapi, dia pasti mampu menunjukkan rasa dengan lakunya"
Kutemukan kalimat ini di halaman 72 baris kedua di paragraf pertama.
Aku kembali melanjutkan membacanya
"...tak ada yang mampu mencegah lakunya, bila ia benar sudah mencinta"
"...tak ada alasan baginya untuk dapat mencintai yang lainnya bila ia benar mengatakan cinta"
"Wanita dengan hati yang jernih yang mampu menerima rasa, dan memilih untuk bertahan."
Kalimat-kalimat ini yang mulai kutemukan dari tiap bait perbait, dari halaman ke halaman lain di dalamnya.
Aku mulai memikirkan
Bahwa apa-apa yang dituliskan di buku biru hanya sekedar karangan saja
Apakah mungkin benar itu kebenaran?
Aku tak yakin
Aku hanya ingin jujur mengungkapkan
Bahwa aku masih memeluknya
Aku masih mencumbunya
Aku masih mencintainya
Dari segenap apa yang pernah aku lakukan padanya
Aku berniat menjaganya, bersamanya
Meskipun semua yang diharapkan sirna
Berbeda dengan apa yang nyata
Yang ada, dengan mudahnya ia melayangkan cinta
Aku selalu merindukan cintanya ..