Mohon tunggu...
Fauzi Rohmah
Fauzi Rohmah Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis

Guru di SMP Negeri 1 Kusan Hilir, Tanah Bumbu, Kalsel - Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Embun di Hati Marhamah

1 September 2016   09:14 Diperbarui: 1 September 2016   09:26 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sama-sama, Mak. Sekarang yang terpenting Marhamah sudah selamat dan harus banyak istirahat karena sejak kemarin dia tidak makan.”

“Oh, anakku.” Diusapnya kepala Marhamah dengan penuh kasih.

***

Terdengar kabar, Harso dan anak buahnya di hukum selama lima tahun penjara dengan kasus penculikan yang dilakukan. Kabar itu sedikit membuat hati Mariyam lega, setidaknya itulah balasan yang setimpal untuk seorang penculik. Hari-harinya pun dilalui dengan hati tenang. Ia habiskan waktunya di sawah dengan menanam padi, kebetulan sedang musim penghujan.

Marhamah pun pulih dari traumanya dan kembali bersekolah. Ia selalu di antar-jemput Rano, kekasihnya. Walau hanya dengan sepeda ontel Rano, Marhamah sudah bahagia karena kekasihnya itu selalu menyediakan waktu untuknya mengantar ke mana-mana. Rano sangat bertanggung jawab menjaganya.

“Mas, terima kasih, ya. Kamu selalu menjagaku.” Ditatapnya wajah kekasihnya yang sendu dan menenangkan.

“Aku akan menjagamu, sampai senja usiaku, calon ibu untuk anak-anakku.”

Bunga kebahagiaan sedang mekar-mekarnya di hati mereka. Rano dengan sabar menunggu kelulusan kekasihnya yang sebentar lagi. Ia giat bekerja demi mengumpulkan rupiah untuk mewujudkan mimpi Marhamah, kuliah. Pekerjaan apa pun ia lakoni. Semua demi gadis manis yang sangat ia cintai.

Rano dan Marhamah saling memberi semangat dan saling menguatkan kala salah satu di antaranya sedang berada dalam cobaan. Baginya, Rano seperti tongkat yang selalu menguatkan dirinya saat goyah, seperti besi yang memagarinya dan menjaganya dari serangan serigala sebuas Harso.

“Doaku menyertaimu, bidadariku. Kurengkuh engkau dengan doa yang akan mengantarkanmu mewujudkan mimpi besarmu.” Mendengar itu, pipi Marhamah memerah tersipu malu. Semangat yang Rano berikan laksana tetesan embun di hatinya yang menyangsikan kemampuannya untuk kuliah. Embun yang menyejukkan paginya yang pasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun