Tatam menebak lagi, "Jangan bilang uang belanjamu dipotong setengah."
"Ya, betul."
"Jangan bilang kau telah dilarang merokok."
"Itu sudah pasti. Bahkan mereka mengancamku. Katanya, kalau kedapatan lagi merokok, bibirku akan dijahitnya dengan benang nilon."
"Oh begitu. Luar biasa ancamannya. Kau percaya?"
"Tentu tidak. Orang tua macam apa yang akan merusak anaknya sendiri."
"Oh begitu."
"Ya, begitulah. Itu sebabnya aku ke sini, minta rokokmu satu. Sekedar melepas rindu. Pusing kalau tidak menghisap yang sebatang. Lebih baik tidak beruang, asal ada yang sebatang. Dan ingat ini yang terakhirnya. Peganglah janjiku."
Tatam mengacungkan jempol. "Luar biasa prinsipmu, nak. Lanjutkan!"
"Sekali lagi, cuma untuk yang terakhir ini, aku akan merokok."
"Kalau begitu ambillah rokok ini," ujar Tatam, "namun dengan syarat, jangan pernah lagi merokok keesokkan harinya, besoknya lagi, lagi, lagi, dan hari-hari ke depannya. Kau sanggup?"