Mohon tunggu...
Fatwa Azmi
Fatwa Azmi Mohon Tunggu... Novelis - Hi, I am, Azmi.

Anak ingusan yang mengetik dengan jari kecilnya, memandang dengan dua bola mata indahnya, dan mempunyai hati sebagaimana hati manusia. Read more at https://www.indonesiana.id/profil/1223/fatwazmi@gmail.com#kbDjWqS1PpfLmjOW.99

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reuni 212, Mencari Makna yang Sesungguhnya

2 Desember 2019   10:21 Diperbarui: 2 Desember 2019   10:36 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menilisik kembali ke masa beberapa tahun lalu dimana sebab Gerakan 212 tercipta. Pada suatu saat, BTP yang merupakan gubernur DKI Jakarta pada saat itu  melakukan kunjungan kerja ke daerah Kepulauan Seribu. Dalam statusnya sebagai gubernur Jakarta pada saat itu, BTP melakukan kesalahan yang menurutku sederhana namun fatal akibatnya.

Tidak, BTP tidak mungkin seberani itu untuk menghina al-Quran. Alasannya ya dapat dipikirkan dengan mudah. Masa-masa Pilkada hanya beberapa bulan lagi akan dilaksanakan dan mayoritas pemilih di Jakarta merupakan muslim yang menjadi pekerjaan rumah bagi BTP untuk bisa merebut hati suara mereka. Merupakan boomerang bagi BTP andaikata seberani itu untuk menghinakan al-Quran.

Dalam pandanganku, kesalahannya adalah ketika BTP memasuki ranah agama yang bukan ia kuasainya. Terlebih lagi misalkan ia hanya mendapat tafsiran tentang Surah al-Maidah ayat 51 dari seseorang tanpa menimbangkan pendapat yang lainnya. Terlebih lagi agama merupakan sesuatu yang sangat sensitif bagi masyarakat Indonesia terutama di Jakarta yang saat itu menjadi Ibukotanya.

Terlebih lagi pada saat itu ia sedang melaksanakan kunjungan kerja yang tidak sepatutnya melontarkan kata-kata mengarah kampanye terselubung itu. Bagaimanapun juga, kesalahan sederhana itu bertumbuh besar hingga berhasil memasukkan dirinya ke dalam bui.

Dan pada saat ini, Gerakan 212 yang merupakan penggerak dari kasus BTP it uterus bertumbuh subur meski banyak sekali berita miring yang menghantamnya.

Tak hanya serangan dari luar yang menganggap gerakan tersebut merupakan gerakan fundamentalis, radikalis, dan anti terhadap kebhinekaan, serangan itu juga muncul dari dalam dimana banyak petinggi yang ingin sekali memanfaatkan jutaan orang di dalamnya untuk kepentingannya sendiri. Sudah tak terhitung jari untuk menyebutkan para politisi yang merangsek masuk ke dalamnya.

Berbagai macam dan warna bendera partai politik disandingkan dengan Gerakan 212 tersebut. Tentunya ini bukan merupakan tujuan utama didirikannya Gerakan 212. Hingga beberapa kali partai politik sudah terang-terangan menyetujui adanya Gerakan 212 tersebut demi meraup keuntungan di dalamnya.

Habib Rizieq Shihab yang didaulat sebagai imam besar dari Gerakan 212 tersebut sudah berulang kali menyebutkan bahwa gerakan tersebut bukan gerakan politis. Meskipun beratus-ratus politisi yang menyambangi di Arab Saudi sepertinya tidak akan mengubah jawaban HRS tersebut untuk menyatakan bahwa gerakan 212 bukanlah gerakan politis.

Aku pun menyadari bahwa negeri ini sudah buta politik. Politik sudah membabi buta menjamahi seluruh elemen kehidupan. Tak hanya lagi bermain aman namun sudah merambah ke bidang agama yang cukup rawan. Gempuran politik tersebut sudah sangat sulit dihindari meski hanya demi kepentingan satu pihak.

Teringat diriku tatkala membahas perpolitikan dalam Tafsir Rawai'ul Bayan pada Jilid 1 halaman 321 yang membahas Surah Ali Imran ayat 28-29 yang ayatnya serupa dengan Surah al-Maidah ayat 51. Ayat ini serupa dalam membahas larangan orang-orang mukmin menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dari selain orang-orang mukmin.

Namun uniknya, terdapat satu istisna' yang mengecualikan larangan itu yakni Tuqah dengan makna at-Taqiyah. Selain dari alasan yang disebutkan, larangan menjadikan orang-orang kafir tersebut terus berlaku sepanjang hayat untuk orang-orang mukmin. Bahkan dalam bab makna ijmalinya dijelaskan alasan bahwa orang-orang kafir tersebut merupakan musuh Allah SWT yang seharusnya dihindari untuk menjadikannya sebagai pemimpin, terlebih lagi ketika menjadikannya sebagai pemimpin dengan mengabaikan saudara seimannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun