Mohon tunggu...
Fatur Rachman
Fatur Rachman Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Pamulang

Saya merupakan mahasiswa aktif semester 3 jurusan Akuntansi di Universitas Pamulang. Saya memiliki ketertarikan terhadap Akuntansi dan Administrasi. Saya juga memiliki beberapa pengalaman kerja. Selain itu saya merupakan orang yang bertanggu jawab, disiplin, teliti dan pekerja keras.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Menjadi Pondasi dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik

9 Juli 2024   17:16 Diperbarui: 9 Juli 2024   17:27 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang tak pernah bisa ditinggalkan. Pendidikan juga menjadi bagian dari kehidupan yang memang telah berjalan sejak manusia itu ada. Pendidikan bisa dianggap sebagai proses yang terjadi secara sengaja, direncanakan, didesain, dan diorganisasi berdasarkan aturan yang berlaku terutama perundang-undangan yang dibuat atas dasar. Peranan pendidikan juga sangat besar dalam mempersiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal yang mampu bersaing secara sehat, tetapi juga memiliki rasa kebersamaan dengan sesama manusia meningkat. Ilmu pendidikan termasuk salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sifatnya praktis karena ilmu tersebut ditujukan kepada paraktek yang mempengaruhi anak didik. Itulah sebabnya melaksanakan pendidikan merupakan tugas moral yang tidak ringan. Pendidikan juga berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak atau karakter anak-anak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti, perilaku dan watak. Karakter inilah yang membedakan antara individu satu dengan individu lain di dunia ini. Bagaimanapun juga, karakter adalah kunci keberhasilan dari setiap orang yang merupakan faktor penentu keberhasilan bangsa dan negara dalam menyiapkan masa depannya. Bagi Indonesia sekarang ini, pendidikan karakter juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh, sistematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan semua orang Indonesia bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter. Pembentukan karakter anak harus dimulai sejak usia dini. Tujuan pembentukan karakter sejak usia dini adalah untuk membentuk kepribadian anak yang baik sehingga kelak ketika sudah dewasa menjadi pribadi yang baik dan berakhlak mulia yang dapat memberikan manfaat kepada sesama manusia dan lingkungannya. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan Pendidikan nasional. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan ahlak mulia. Amanat Undang-Undang ini bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan nilai- nilai luhur karakter bangsa.

Pembentukan Karakter Peserta Didik

Dalam hal ini ditegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya yang dibentuk dan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan supaya peserta didik dapat memahami nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan semua aspek. Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya 

tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial. Artinya, perkembangan karakter dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila. Jadi pendidikan karakter adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peseta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik. Dalam konteks pendidikan, pendidikan karakter merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk membentuk peserta didik supaya bisa menjadi individu yang positif dan berakhlak yang baik sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sehingga dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Mulyani, dkk. (2007) menyatakan bahwa anak-anak akan mengidentifikasi dirinya dengan ibu atau ayahnya serta orang lain yang dekat dengannya. Dasar pendidikan agama yang kokoh jika ditanamkam pada anak sedini mungkin akan membentuk karakter penuh kasih dan peduli. Pendidikan karakter juga menjadi sebagai bagian dari pendidikan nilai di sekolah, yang membantu peserta didik mengenal menyadari pentingnya nilai- nilai moral yang seharusnya dijadikan panduan bagi sikap dan perilakunya sebagai manusia, baik secara perorangan maupun bersama-sama dalam suatu masyarakat. Nilai karakter mendasari prinsip dan norma hidup baik yang memandu sikap dan perilaku manusia sebagai pedoman dalam hidupnya. Kita semua tentu mengetahui, kualitas hidup seseorang ditentukan oleh nilai-nilai, dan termasuk di dalamnya yaitu nilai karakter. Pendidikan kearah terbentuknya karakter bangsa para siswa merupakan tanggung jawab semua guru. Oleh karena itu, pembinaannya pun harus oleh guru.

Seorang guru tidak hanya mendidik saja tetapi juga mengemban tugas dalam hal merawat dan menjaga supaya karakter kebaikan dapat muncul dalam diri siswa dan bisa mendorongnya agar dapat teraktualisasi dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip-prinsip penting dalam pendidikan yang tujuan utamanya adalah membentuk karakter peserta didik, antara lain:

  • Manusia adalah makhluk yang dipengaruhi oleh dua aspek, yakni kebenaran yang ada dalam dirinya dan dorongan atau kondisi eksternal yang mempengaruhi kesadarannya.
  • Konsep pendidikan dalam rangka membangun karakter peserta didik sangat menekankan pentingnya kesatuan antara keyakinan, perkataan, dan perbuatan.
  • Pendidikan karakter mengutamakan munculnya kesadaran pribadi peserta didik untuk secara ikhlas mengutamakan karakter positif dalam dirinya.
  • Pendidikan karakter mengarahkan peserta didik untuk menjadi manusia berbudi pekerti yang tidak hanya memiliki kesadaran untuk terus mengembangkan dirinya, memperhatikan masalah, lingkungannya, dan memperbaiki kehidupan sesuai dengan pengetahuan dan karakter yang dimilikinya. Karakter seseorang ditentukan oleh apa yang dilakukan berdasarkan pilihan bebasnya.

Dengan pendidikan dasar inilah seseorang diharapkan akan menjadi pribadi yang lebih baik dalam menjalankan hidup hingga ke tahapan pendidikan selanjutnya. Pendidikan karakter tingkat dasar haruslah membentuk suatu fondasi yang kuat demi keutuhan rangkaian pendidikan tersebut. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin luas pula ragam ilmu yang didapat dari seseorang dan akibat yang akan didapatkannya akan semakin besar. Pembentukan karakter merupakan suatu hal yang penting untuk diterapkan di sekolah. Karena pendidikan karakter menjadi sebuah pijakan dalam setiap mata pelajaran dan bisa menjadi penentu bagi siswa untuk mengantarkan siswa dalam proses belajar. Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan karakter yang baik bisa menjadi dorongan bagi siswa untuk melakukan hal positif dan memiliki tujuan 

hidup yang benar. Lingkungan sekolah bukan menjadi suatu hal yang mutlak bagi anak untuk mendapatkan pendidikan karakter secara utuh. Oleh karena itu orang tua, keluarga, lingkungan dan masyarakat juga memiliki peran penting dalam pembentukan karakter.

Emosi dan kebiasaan diri juga termasuk wilayah jangkauan dari pendidikan karakter. Dengan demikian maka dibutuhkan beberapa komponen yang berkaitan dengan hal tersebut, di antaranya: moral knowing (pengetahuan tentang moral), moral feeling (perasaan atau penguatan emosi), moral action (penerapan moral). Ketiga komponen tersebut sangat diperlukan untuk membentuk karakter pada seseorang terutama dalam sistem pendidikan. Hal ini sangat diperlukan supaya pihak-pihak yang terlibat dalam sistem pendidikan bisa memahami, merasakan dan mengamalkan atau mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan karakter dalam suatu sistem pendidikan adalah keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional.

Proses Pembentukan Karakter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun