Teman-teman yang merupakan jagoan kelas, wajah mereka tampak berusaha keras mengingat istilah tersebut. Sementara aku di tempat dudukku begitu ketar-ketir. Aku tahu jawabannya, tapi terlalu malu untuk mengangkat tangan.
Saat kuis seperti ini, kalau salah jawaban pasti akan menjadi bahan tertawaan dan jadi ejekan oleh anak laki-laki saat kelas berakhir. Seperti Lisa yang pernah menjawab cara berkembang biak sapi adalah dengan bertelur. Jelas itu menjadi identitas barunya.
Namun, kali ini aku yakin jawabanku benar. Aku menatap lagi raut Pak Endang yang sungguh-sungguh berharap kami dapat menjawabnya. Meski takut, dengan nyali satu persen aku akhirnya mengangkat tangan dan menjawab, "Secara vegetatif buatan, Pak Guru."
Pak Endang langsung bertepuk tangan dan akhirnya aku mendapat bintang enam sekaligus jaminan untuk lulus! Betapa bahagianya hatiku. Pak Endang bahkan memujiku. "Bagus Almira, di antara teman-teman, berarti kamu yang paling menyimak pelajaran saya. Ingatan yang bagus. Kamu pasti lulus."
Aku dengan wajah yang merah karena malu begitu senang mendengarnya dan berjanji pada diri sendiri bahwa aku akan rajin belajar.
Di akhir kelas beliau tetap mengingatkan kami untuk terus belajar dan banyak berdoa, menjaga kesehatan, serta fokus pada ujian nasional nanti.
Aku sangat menyukai Pak Endang sebagai perwalian kami dan guru mata pelajaran Ipa. Dulunya kukira masa-masa di kelas enam akan begitu mengerikan dan penuh tekanan, ternyata tidak juga. Sikap Pak Endang yang baik dan cara mengajarnya yang asyik malah membuatku menyukai kelasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H