Mohon tunggu...
fatrisia
fatrisia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Cerita fiksi. Ig @inifatrisia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siapakah Pelakunya?

7 Juni 2024   19:03 Diperbarui: 7 Juni 2024   19:06 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fadli sedikit kaget tiba-tiba dilibatkan. "Iya, tapi gue ga merhatiin jemuran. Orang gue capek banget abis dari kantor desa. Gue langsung tidur."

Untuk sementara forum kecil-kecilan itu terdiam. Fira segera memberi ide untuk menutup saja pembahasannya. Menurutnya itu terlalu aneh dibahas lagi. Amel jelas menolak. Baginya semua harus clear agar tidak ada cerita yang mengganjal selepas KKN. Dia  menatap Ben, masih belum percaya sepenuhnya.

"Liatin gue terus, Mel, ntar juga lo tiba-tiba demen," celetuk Ben. Dia sudah tidak kesal. Malah rasanya ingin menggoda Amel karena cewek yang satu ini sangat-sangat sentimental padanya. Padahal kalau dia sedikit agak lunak mungkin Ben sudah lama berkata suka padanya secara resmi.

Otomatis Fakih tertawa kencang. Kali ini dia tidak peduli pada yang lain, dia tahu Ben begitu absurd dan kali ini makin manjadi-jadi. Teman yang lain ikut tertawa karena tawa Fakih itu selalu menular. Ben malah semakin percaya diri padahal Amel menggeleng-geleng najis padanya.

"Oke jadi ini gimana? Siapa lagi yang punya pendapat?" tanya Fadli setelah tawa itu usai. Tidak ada yang menjawab. "Kalau menurut kalian para cewek-cewek, siapa pelakunya?"

"Gue ga tahu ya, soalnya gue lagi sakit dan bener-bener seharian di kamar aja," ujar Nadia.

"Mungkin aja Fakih, soalnya pagi setelah Fira ngejemur gue ingat dia sempat ke halaman samping mau manjat pohon mangga," kata Sri.

Fakih langsung menggeleng. "Maksud lo Sabtu minggu kemarin, Sri? Orang kejadiannya dua minggu lalu."

"Oh iya ya. Sorry." Sri terkekeh malu. Fakih geleng-geleng kepala. Dia tahu Sri ini memang agak loading otaknya.

"Sindi sama gue lagi izin ke kota hari itu, yang pas omanya meninggal." Galang secara tidak langsung berkata bahwa dia tidak tahu apa-apa. Semua orang paham dengan couple cinlok itu. Saking bucinnya Galang tidak mengizinkan Sindi pulang pergi naik mikro, harus pergi dengannya.

Astaga, teringat lagi momen itu Amel jadi sedikit geli. Tidak menyangka orang se-cool Galang punya sisi roman yang receh. Meski tentu kata Sri, Amel hanya tidak punya sense of love.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun