Ada celah di setiap sinar terang,
Tak selalu penuh, tak pernah genap,
Di antara kilau yang memancar garang,
Ada bayang yang diam-diam mengendap.
Seperti fajar yang tak selalu merah,
Cahaya datang dengan gurat lelah,
Menyusup pelan di antara rintangan,
Menyinari luka tanpa balutan.
Apakah cahaya sempurna?
Jika ia menyisakan kegelapan,
Apakah sinar benar-benar murni?
Jika ia tak pernah mengisi kekosongan.
Namun dalam celah itu,
Ada ruang bagi kita tuk belajar,
Bahwa terang tak harus menyilaukan,
Dan kekurangan tak selalu menutup jalan.
Celah dalam cahaya adalah pengingat,
Bahwa kita semua punya batas yang rapuh,
Namun di balik retak yang tersimpan,
Ada sinar yang tetap merangkul tubuh.
Di celah itu, aku melihat harapan,
Meski terangnya tak selalu menyala,
Karna dalam ketidaksempurnaan,
Aku menemukan makna yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H