Memang, suami merupakan qowwam, namun tanpa peran istri, Â suami tidak akan sempurna dalam memimpin rumah tangganya. Ibarat sebuah risalah, suami adalah konsepnya sedang istri adalah penjelasannya. Keduanya memiliki peran yang sama pentingnya.
1.3. Sebagai ibu.
Setelah menikah, pada umumnya seorang perempuan akan dihadapkan pada tugas baru dalam meneruskan keturunan. Allah mungkin berkenan menitipkan amanah kepadanya dan suaminya dengan kehadiran anak-anak penyejuk mata, penghibur hati. Dalam fase ini, tugas istri bertambah lagi menjadi seorang ibu.Â
Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, dia tidak hanya mengajari setelah mereka lahir, tetapi sejak mereka berada dalam rahimnya. Peran ibu di 1000 hari pertama kelahiran sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisiologis anak. Peran ibu di hari-hari selanjutnya juga menentukan pertumbuhan dan perkembangan akal, mental serta moral dan spiritual anak, terus berlangsung hingga anak dewasa dan siap memikul tugas perkembangan masa dewasanya sendiri.Â
Mendidik anak sama artinya dengan menyiapkan generasi menjadi  calon-calon pemimpin di masa depan. Karena tugas ibu mengemban visi membangun peradaban yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Maka ibu tidak boleh lengah dan membiarkan perannya diambil alih oleh televisi, internet maupun media sosial lainnya.Â
1.4. Sebagai anggota masyarakat.
Manusia tidak diangkat Allah sebagai kalifah di bumi, oleh karenanya, dia tidak diciptakan Allah dalam keadaan sendirian. Tidak ada pemimpin tanpa rakyat, tidak ada kalifah tanpa umat. Karenanya Allah ciptakan manusia sebagai makhluk sosial, bersuku-suku, berbangsa-bangsa, agar mereka bisa saling mengenal, saling belajar, saling menghargai, saling tolong menolong dan saling melengkapi. Peran ini pun harus dilakukan oleh perempuan sebagai anggota masyarakat.
Allah berfirman dalam Alqur'an:
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." Â Â (QS Al Maidah: 2 )
. . .
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS Al Ashr : 1-3)