Mohon tunggu...
fatmasari titien
fatmasari titien Mohon Tunggu... Penulis - abadikan jejak kebaikan, jadikan hidup penuh manfaat

ibu profesional, pembelajar dan pegiat sosial.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Burung Pipit dan Boneka Sawah

3 Desember 2020   12:31 Diperbarui: 6 Desember 2020   17:25 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adik-adik manis, kali ini Bunda akan bercerita tentang 'Burung pipit dan boneka sawah.'  

Kisah ini menceritakan tentang sekelompok burung pipit yang kelaparan dan menemukan areal persawahan yang dipenuhi dengan bulir padi yang mulai menguning. Awalnya, mereka merasa sawah itu tak berpenghuni sehingga langsung makan saja. Tetapi pemimpin kelompok pipit itu kemudia menyadari bahwa sawah itu ada penjaganya, maka dia pun meminta ijin untuk makan beberapa bulir padi bersama kelompoknya. Seperti apa kelanjutannya? Begini ceritanya... baca sampai habis ya.

Upit adalah seekor burung pipit yang ramah dan suka menolong. Dia hidup berkelompok dengan sekawanan pipit lainnya. Mereka suka mencari makan bersama-sama dan saling membantu.

Musim kemarau belum lagi usai, tak banyak pepohonan yang berbuah. Upit dan kawanannya pun terbang mencari daerah sekitar pegunungan. Di sana masih banyak pepohonan, juga dekat dengan persawahan.

Siang itu, Upit dan kawanannya pun sampai di sebuah areal persawahan. Sepanjang lahan terlihat barisan batang padi yang menghijau, bertabur bulir-bulir padi yang mulai menguning keemasan.

"Alhamdulillah, akhirnya kita temukan juga," gumam Upit perlahan.

"Iya, alhamdulillah, perut kami sudah lapar sejak tadi. Makan yuk!" teriak pipit-pipit lainnya.

"Makan secukupnya saja, jangan berlebihan dan jangan merusak!" seru Upit mengingatkan teman-temannya. Mereka pun bergegas terbang ke arah batang-batang padi.

Klontang klontang klontang. Terdengar suara memekakkan riuh rendah menghalau mereka.. Serentak mereka terbang menjauh kembali dan hinggap di atas pohon yang tumbuh di tepian sawah.

Upit dan teman-temannya mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata bunyi-bunyian memekakkan itu berasal dari kaleng-kaleng kecil yang bergelantung di beberapa utas tali yang diikatkan pada boneka sawah.

Upit terbang mendekati boneka sawah, sementara itu teman-temannya tetap diam menunggu. Tak lama kemudian, dia hinggap di bahu boneka sawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun