"Empat tahun? Selama itu kamu tidak bisa melupakan kekasihmu? Selama itu kamu tidak bisa memaafkan dirimu karena seseorang yang tulus itu?"
"Iya," jawabnya lemah, "dan untuk itu aku mohon padamu, pergilah. Bawa seluruh hatimu, aku tidak pantas untuk mendapatkannya."
"Aku tidak akan pergi, Aurum."
"Tapi katamu kamu akan pergi setelah mengetahui semuanya! Sekarang pergilah! Berhenti menyakiti dirimu sendiri."
"Apa bisa manusia hidup hanya dengan raganya?" Tidak ada jawaban dari Aurum. Gadis itu bungkam dengan tangisnya.
"Kamu tahu? Khawatirku, bahagiaku, sedihku, bahkan sakitku. Semua ada padamu, semua menjadi milikmu. Tidak ada yang tersisa dalam diriku selain raga yang tidak berdaya---" Aska menghentikan kalimatnya, menyeka air matanya, "jika kamu memintaku pergi, itu sama artinya kamu memintaku mati meski ragaku masih hidup. Aku akan menjadi robot sebab sudah tidak lagi memiliki perasaan." Ucapan Aska membuat Aurum semakin tergugu.
Kenapa takdir harus membuat hidupnya serumit ini? Aurum hanya tidak ingin melibatkan Aska semakin jauh mendalami sakit hati. Dia hanya tidak mau menyakiti orang lain sebab sakitnya. Tidak bisakah semesta membawa pergi saja dirinya? Supaya semuanya menjadi lebih mudah. Supaya tidak lagi dia merasa sakit karena menyakiti banyak orang.
"Aurum, kamu tidak bisa terus-terusan hidup seperti ini. Kisahmu dengan kekasihmu, kisahmu dengan seseorang yang tulus itu, semua sudah jauh berlalu. Semua itu juga bukan salahmu. Berhenti merasa bersalah. Aku yang ada di kehidupanmu saat ini, lupakan mereka."
"Tidak bisa, Aska. Aku pernah mencoba dan aku gagal. Aku tidak mau mengulang kebodohan yang sama. Aku tidak bisa." Dengan tegas Aurum berucap.
"Tapi aku yakin kamu bisa. Aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku, jika kamu mau memberiku kesempatan untuk itu, Aurum. Beri aku kesempatan untuk melakukannya. Tolong." Aska sudah tidak tahu lagi harus mengucapkan apa. Dia hanya ingin Aurum membiarkannya masuk dalam dunianya. Aska yakin apa yang dilakukannya selama ini pasti ada yang membekas di benak Aurum.
"Satu tahun lebih, Ka. Apa kamu tidka merasa apa yang selama ini kamu lakukan sia-sia? Aku tidak bisa jatuh cinta padamu karena semua hatiku sudah dibawa pergi oleh orang lain."