Sastra anak di era digital merujuk pada segala bentuk karya sastra yang ditujukan untuk anak-anak dan dapat diakses melalui media digital, seperti buku elektronik (ebook), aplikasi interaktif, dan situs web. Perkembangan teknologi telah memungkinkan anak-anak untuk mengakses literatur dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan. Misalnya, aplikasi buku cerita interaktif memungkinkan anak-anak untuk tidak hanya membaca, tetapi juga berpartisipasi dalam cerita melalui animasi, suara, dan aktivitas interaktif.
Salah satu pengaruh terbesar digital terhadap sastra anak adalah peningkatan aksesibilitas. Di masa lalu, akses ke buku fisik mungkin terbatas oleh ketersediaan di perpustakaan atau kemampuan finansial untuk membeli buku. Namun, dengan adanya ebook dan platform digital lainnya, anak-anak dari berbagai latar belakang ekonomi dapat dengan mudah mengakses ribuan judul buku secara gratis atau dengan biaya yang lebih terjangkau. Selain itu, perpustakaan digital yang dapat diakses dari perangkat apa pun yang selama masih terhubung ke internet memperluas cakupan literatur yang dapat diakses oleh anak-anak.
Pengaruh di Era Digital
 Pengaruh Positif
Pengaruh digital pada sastra anak dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, teknologi telah memungkinkan sastra anak untuk diakses lebih luas dan lebih mudah. Dengan adanya internet dan media sosial, karya-karya sastra anak dapat diunduh, dibaca, dan dibagikan secara online. Hal ini telah memungkinkan anak-anak untuk mengakses berbagai jenis sastra anak dari berbagai penulis dan negara, sehingga meningkatkan kesadaran dan kemampuan mereka dalam berbagai budaya dan bahasa. Salah satu contohnya, anak dapat mengenal seri buku KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) melalui aplikasi membaca digital. Sebelum adanya digital, KKPK terkenal sebagai seri buku anak yang hanya tersedia dalam buku fisik. Dewasa ini buku seri KKPK dapat ditemukan gratis dan legal dalam format ebook melalui aplikasi iPusnas, sebuah aplikasi membaca buku secara digital yang dimiliki oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dengan melalui bantuan bimbingan orang tua atau wali dalam mengakses aplikasi tersebut. Tidak hanya KKPK, terdapat banyak sekali koleksi karya sastra anak lain yang dapat menjadi sumber bacaan bermanfaat untuk anak-anak.
Kedua, digital telah memungkinkan sastra anak untuk diolah dan dipresentasikan dalam berbagai bentuk. Dengan adanya teknologi, sastra anak dapat diubah menjadi berbagai bentuk multimedia, seperti film, video, dan animasi. Hal ini telah memungkinkan anak-anak untuk mengalami sastra anak dalam berbagai cara yang lebih interaktif dan menarik. Sebagai contoh, adanya kanal YouTube "Riri Cerita Anak Interaktif" yang menghadirkan animasi cerita rakyat, dongeng, fabel, hingga cerita anak orisinil dari wilayah nusantara maupun seluruh penjuru dunia. Sehingga anak-anak dapat mengenal berbagai sastra anak melalui animasi interaktif di era digital. Selain itu, teknologi juga telah memungkinkan sastra anak untuk diolah dalam berbagai bahasa, sehingga meningkatkan kesadaran dan kemampuan anak-anak dalam berbagai bahasa.
Ketiga, digital telah memungkinkan sastra anak untuk dijadikan sebagai sarana pendidikan yang lebih efektif. Dengan adanya teknologi, sastra anak dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang lebih interaktif dan menarik, sehingga meningkatkan kesadaran dan kemampuan anak-anak dalam berbagai mata pelajaran. Selain itu, teknologi juga telah memungkinkan sastra anak untuk dijadikan sebagai sarana komunikasi yang lebih efektif, sehingga meningkatkan kesadaran dan kemampuan anak-anak dalam berbagai budaya dan bahasa.
Untuk mengatasi tantangan yang muncul dari digital sastra anak, ada beberapa pendekatan yang dapat diambil. Pertama, penting untuk mengembangkan kebijakan dan pedoman yang memastikan bahwa konten digital untuk anak-anak aman dan sesuai dengan usia mereka. Ini termasuk pengembangan standar kualitas untuk aplikasi sastra digital dan buku ebook, serta pengawasan terhadap konten yang tersedia di platform online.
Kedua, pendidikan literasi digital harus diperkuat, baik bagi anak-anak maupun orang tua dan pendidik. Anak-anak perlu diajarkan bagaimana menggunakan teknologi secara bijak dan kritis, sedangkan orang tua dan pendidik perlu dilatih untuk memilih dan mengawasi konten digital yang dikonsumsi anak-anak. Program literasi digital dapat mencakup pelatihan tentang cara mengidentifikasi sumber yang dapat dipercaya, memahami privasi dan keamanan online, serta mengelola waktu layar secara efektif.
Ketiga, pengembangan teknologi dan konten digital harus selalu mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan anak-anak. Pengembang aplikasi dan buku digital harus bekerja sama dengan ahli pendidikan anak untuk memastikan bahwa produk mereka tidak hanya menghibur, tetapi juga edukatif dan mendukung perkembangan anak.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi sastra digital dapat memberikan dampak positif terhadap keterampilan membaca anak-anak. Misalnya, Dengan media Spotify yang telah membawa sastra anak ke era digital dengan cara yang menarik dan inovatif. Sebagai media dongeng, Spotify tidak hanya menyajikan cerita-cerita klasik atau kontemporer dalam format audio, tetapi juga menciptakan pengalaman mendengar yang lebih hidup dan interaktif. Dengan fitur-fitur seperti musik latar, suara karakter, dan efek suara, anak-anak dapat terlibat dalam cerita secara langsung, membayangkan petualangan dan kisah yang mereka dengar. Aksesibilitas yang mudah dan beragamnya cerita dari berbagai budaya menjadikan Spotify sebagai jembatan untuk menjelajahi kekayaan sastra anak di seluruh dunia (Ambarwati, Badrih, 2024;255).