Mohon tunggu...
Firda Fatimah
Firda Fatimah Mohon Tunggu... Tutor - Belajar

IG : @fatim_firda

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Sepenggal Kisah "Putus" Ainun Muda yang Menginspirasi

20 Februari 2021   02:33 Diperbarui: 20 Februari 2021   03:36 3578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemeran Rudy Habibie, Ainun, dan Ahmad dalam Film Habibie & Ainun 3 - gambar oleh Hipwee.com

“Ketika perihal mimpi dan masa depan harus dimulai dari sekarang dan bersama orang yang tepat.”

Seperti itulah kiranya yang dapat saya simpulkan setelah menonton film Habibie dan Ainun 3 yang dirilis pada tahun 2019 lalu. Kata-kata tersebut juga saya ikutkan pada acara Kompasianival 2020 dalam Pre-event Twitter Competition dengan tagar #filmbaguskompasianival2020. 

Admin Kompasiana menantang untuk menyebutkan film bagus yang layak ditonton dan menginspirasi. Pada saat itu saya hanya menyebutkan satu judul film dengan sedikit tambahan kata-kata seperti yang sudah saya tuliskan di atas. Tidak tahunya, ternyata jawaban tersebut menjadi 1 dari 10 akun beruntung yang mendapat saldo Gopay senilai Rp. 100.000. 

Tentu saja, saya senang. Bukan hanya karena saldo Gopay saya menjadi terisi--karena sebelumnya tidak ada isi, hehe, melainkan kata-kata yang saya sertakan dalam tweet tersebut ternyata mampu juga menjadi pilihan admin untuk meloloskan jawaban film inspirasi versi saya. 

Kata-kata yang saya anggit tersebut memang sangat sederhana. Akan tetapi, itu yang menjadi salah satu pengingat saya hingga saat ini dalam menentukan pilihan pasangan hidup. 

Kisah “Putus” Ainun Muda

Ainun muda pada saat itu masih duduk di bangku kuliah kedokteran Universitas Indonesia (UI). Ia sempat berpacaran dengan anak dari dosennya yang mengampu mata kuliah praktik bedah. Kekasihnya itu juga kuliah di universitas yang sama dengan status sebagai mahasiswa Fakultas Hukum.

Anak dosennya bernama Ahmad yang ternyata Ainun baru mengetahui bahwa kekasih hatinya adalah putra dari Profesor hebat yang ia kagumi. Ia menyadari itu ketika terpaksa singgah ke rumah Ahmad disebabkan basah kuyup karena kehujanan.

Singkat cerita, Ainun beberapa kali menanyakan tentang bagaimana rencana Ahmad ke depan. Namun, Ahmad beberapa kali mengelak dan bercanda. 

Hingga suatu waktu di pesisir pantai, Ainun kembali ingin menanyakan perihal itu. Kali ini Ainun benar-benar ingin mendengar jawaban serius dari Ahmad.

“Apa rencanamu ke depan, Ahmad?”

Sebuah pertanyaan yang sangat dalam dan bermakna. Saya sendiri sangat terkesan dengan pertanyaan tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagai insan yang memiliki rasa cinta pada seseorang, perihal cita-cita tak bisa dikesampingkan. Ini mengartikan bahwa visi dan misi hidup beserta prinsip yang ada di dalamnya perlu terus dipegang dan diperjuangkan.

Ainun muda dengan kekasihnya ternyata memiliki rencana ke depan yang berbeda. Ahmad ingin keluar negeri dan hidup di sana, sedangkan Ainun ingin membangun Indonesia bagaimana pun keadaannya. 

Pada saat Ahmad mengatakan bahwa ia akan memaksa dirinya untuk mengikuti rencana Ainun dan mengatakan bahwa Ainun adalah petualangan dan cita-cita dirinya, Ainun sontak mengatakan:

“Cita-cita itu bukan soal siapa, Mad, tapi soal mengapa. Soal alasan yang lebih besar dari semua ini.”

Di tengah berkecamuknya hati Ainun pada saat itu, ia pun akhirnya mengatakan maaf dan kemudian pergi meninggalkan Ahmad.

“Aku tidak bisa ikut petualanganmu lagi, Mad, Maafkan Aku.”

Sungguh ada banyak pelajaran berharga yang bisa saya himpun dari sepenggal percakapan Ainun dengan Ahmad dalam durasi hanya 7 menit itu.

Mungkin, pelajaran ini akan sangat menginspirasi banyak para muda-mudi khususnya dalam memanajemen jatuh cinta dan hubungan cinta dengan seseorang. 

Perihal rawannya terjadi hubungan beracun (toxic) yang sering terjadi di kalangan anak muda, barangkali ada beberapa pelajaran penting yang dapat kita petik dari kisah putus cinta Ainun muda dengan Ahmad. Apa sajakah itu?

Pertama, Lebih Baik Jangan Dilanjutkan Jika Tidak Sevisi

Kembali pada kata-kata Ainun bahwa cita-cita buka soal siapa tetapi mengapa, perihal alasan yang lebih besar dari semuanya.

Dalam hal ini, cita-cita tak bisa dipaksakan harus dengan siapa kita meraihnya, dalam artian tidak harus dengan seseorang yang ada bersama kita saat ini. Akan tetapi, cita-cita akan terus berusaha untuk diwujudkan yang pada akhirnya akan ada orang tepat untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita itu.

Siapakah orang itu? Tentu saja, seseorang yang sudah dipilihkan tepat oleh Tuhan, serencana dan secita-cita. Sevisi juga semisi dalam menentukan jalan hidup.

Kedua, Jangan Menjadi Budak Cinta (Bucin)

Bagaimana pun dalamnya perasaan cinta Ainun pada Ahmad saat itu, ia masih bisa mengontrol dan memanajemen hatinya.

Jika frasa ‘Budak Cinta’ saat itu sudah ada, kemungkinan besar hal tersebut tidak ada dalam kamus cinta Ainun.

Ia memang mencintai Ahmad, kekasihnya. Akan tetapi, ia tahu bahwa cinta saja tidak cukup untuk melanjutkan hidup dan cita-citanya.

Menjadi budak cinta hanya akan menjadikan cinta buta. Segala sesuatu menjadi abu-abu, tanpa ada tujuan dan arah yang jelas.

Jatuh cinta memang tidak pernah salah. salah dan benar terletak pada diri kita, akan bagaimana kita menyikapi jatuh cinta itu.

Ketiga, Waspadai Terjadinya Hubungan Beracun (Toxic Relationship)

Ilutrasi Hubungan Beracun - medium.com
Ilutrasi Hubungan Beracun - medium.com

Ada banyak kisah hubungan beracun di kalangan anak muda yang saat ini kian marak. Hal tersebut seringkali disebabkan karena terlalu mengekangnya sebuah hubungan sampai pada perasaan tak bisa lepas dan munculnya rasa kasihan berlebih pada sang kekasih.

Hal ini tentu saja sangat merugikan. Ada beberapa kisah bahkan sampai terjadi kekerasan hingga pemerasan yang mengakibatkan trauma, terlebih bagi pihak perempuan.

Jangan takut untuk mengakhiri hubungan jika dirasa ada yang tidak beres. Hal ini dilakukan baik untuk menghindari maupun mengakhiri terjadinya hubungan beracun tersebut.

Seperti pada kisah Ainun muda di atas. Memang kisah cinta mereka berdua bukan termasuk dalam hubungan beracun. Akan tetapi, Ainun tidak lagi ragu-ragu untuk mengakhiri hubungan cintanya jika dirasa ada sesuatu yang tidak seirama di hati.

Apalagi jika hubungan sudah dirasa mengandung racun. Mau diapakan lagi?

Lebih baik putuskan sekarang, atau kamu akan menyesal nantinya.

Nah, kemudian apa yang terjadi pada Ainun selanjutnya? Beliau menjadi dokter yang juga menjadi pendamping dari Bapak B. J. Habibie, seorang yang sudah kita kenal hebat dan menginspirasi. Beliau menjadi sosok pilihan Tuhan yang tepat dan sevisi dengan Ibu Ainun.

Kamu pun juga bisa seperti Ainun muda. Tetap semangat. 

Kejar cinta dan citamu setepat mungkin!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun