Mohon tunggu...
fatimahh azzahraa
fatimahh azzahraa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memberikan Banyak Mainan dapat Mengganggu Fokus pada Anak

3 Desember 2024   14:03 Diperbarui: 3 Desember 2024   14:07 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

        Di zaman sekarang ini banyak dari orang tua yang merasa untuk memberikan berbagai macam mainan untuk anak-anak mereka. Alasannya, mulai dari memberikan hiburan hingga membantu perkembangan kognitif dan motorik. Namun, tahukah Anda bahwa memberikan terlalu banyak mainan justru dapat mengganggu fokus anak?

Inilah beberapa akibat dari memberikan banyak mainan pada anak:

1. Mengurangi Kemampuan Konsentrasi

Ketika anak memiliki terlalu banyak pilihan mainan, mereka cenderung berpindah-pindah dari satu mainan ke mainan lainnya tanpa mendalami permainan dengan serius. Proses ini bisa memengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu tertentu. Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Toledo di Amerika Serikat menemukan bahwa anak-anak yang diberikan lebih sedikit mainan mampu bermain lebih lama dan lebih fokus dibandingkan dengan mereka yang memiliki banyak mainan.

2. Menghambat Kreativitas

Mainan yang terlalu banyak dan bervariasi dapat membatasi imajinasi anak. Mereka lebih cenderung mengikuti petunjuk dari mainan yang sudah didesain secara spesifik, seperti mobil remote control atau boneka dengan fitur tertentu. Sebaliknya, anak-anak dengan mainan yang lebih sedikit cenderung memanfaatkan benda di sekitar mereka untuk bermain, seperti mengubah kotak kardus menjadi rumah-rumahan. Ini merangsang kreativitas dan kemampuan problem-solving.

3. Meningkatkan Perilaku Konsumtif

Memberikan terlalu banyak mainan juga dapat membentuk pola pikir konsumtif sejak dini. Anak-anak mungkin mengembangkan kebiasaan untuk selalu menginginkan hal baru, tanpa menghargai apa yang sudah mereka miliki. Ini dapat berdampak pada bagaimana mereka memandang kepuasan dan kebahagiaan di masa depan, yang sering kali dikaitkan dengan kepemilikan barang.

4. Kurangnya Nilai Emosional terhadap Mainan

Ketika anak memiliki jumlah mainan yang terbatas, mereka cenderung mengembangkan ikatan emosional yang lebih dalam dengan mainan tersebut. Setiap mainan memiliki cerita dan kenangan tersendiri. Sebaliknya, ketika terlalu banyak mainan tersedia, nilai sentimental dari mainan tersebut berkurang, karena anak-anak tidak sempat membangun hubungan khusus dengan setiap mainan.

5. Menyebabkan Overstimulasi

Lingkungan yang penuh dengan mainan berwarna-warni dan bising dapat menyebabkan overstimulasi pada anak. Overstimulasi ini dapat membuat anak merasa lelah, cemas, dan mudah marah. Mereka juga dapat mengalami kesulitan untuk menenangkan diri atau tidur dengan nyenyak.

Tips Mengelola Mainan Anak

  1. Rotasi Mainan
    Sebagai alternatif, Anda bisa mencoba sistem rotasi mainan. Simpan sebagian mainan dan keluarkan secara berkala. Ini membuat anak merasa memiliki mainan baru tanpa harus terus membeli.
  2. Pilih Mainan yang Edukatif dan Multifungsi
    Pilihlah mainan yang mendukung perkembangan berbagai aspek, seperti balok kayu, puzzle, atau buku cerita. Mainan-mainan ini memungkinkan anak bermain sambil belajar.
  3. Libatkan Anak dalam Memilih Mainan
    Ajarkan anak untuk memilih mainan yang benar-benar mereka sukai dan ajak mereka untuk merawat mainan tersebut. Ini akan menumbuhkan rasa tanggung jawab.

Menyediakan banyak mainan memang bisa menjadi cara orang tua untuk menunjukkan kasih sayang, tetapi penting untuk mempertimbangkan dampaknya terhadap perkembangan anak. Dengan membatasi jumlah mainan dan memberikan pilihan yang tepat, Anda tidak hanya membantu anak untuk lebih fokus dan kreatif, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai yang lebih mendalam seperti rasa syukur dan tanggung jawab.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun