Mohon tunggu...
Fatimah Azzahra
Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa ilmu komunikasi

segala sesuatu itu berangkat dari kemauan dan mencoba adalah modal awal dari sebuah perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Kerak Telor Sebagai Makanan Tradisional di Kalangan Anak Muda

10 November 2024   21:27 Diperbarui: 1 Desember 2024   17:55 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembuatan Kerak Telor

Jakarta -- Indonesia merupakan Negara yang memiliki ragam kebudayaan. Mulai dari adat istiadat, kesenian, bahasa, hingga makanan khas daerah. Dengan keragaman makanan khas yang dimiliki Indonesia, tentunya juga memiliki keunikan rasa. Mulai dari manis, asin, pedas, asam, hingga gurih.

Kerak telor merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia, tepatnya makanan khas Betawi, yang komplit dengan cita rasa yang beragam. Dalam satu sajian kerak telor, kita dapat merasakan perpaduan cita rasa gurih, asin, dan manis.

Kerak telor sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Yang mana, pada saat itu kerak telor tercipta dari percobaan masyarakat Betawi yang tinggal di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, yang mencoba membuat makanan dengan bahan telur bebek dan kelapa.

"Bahan baku utamanya kepala. Kelapa yang disangrai selama kurang lebih 4 atau 5 jam, lah ya. kemudian ada ebi, yang ketiga ada lada, yang keempat ada garam, yang kelima ada telor. Ini aslinya bebek" jelas Erton (44) salah satu pedagang kerak telor Kawasan Monumen Nasional (MONAS)

Erton juga menyampaikan besik dari bahan kerak telor sebenarnya adalah telor bebek. Akan tetapi, telor ayam menjadi pilihan alternatif untuk orang-orang yang tidak suka telor bebek.

Erton berjualan kerak telor sejak 2013. Ia merupakan generasi ketiga yang meneruskan usaha berjualan kerak telor. Ia juga menyampaikan alasannya masi bertahan berjualan kerak telor hingga hari ini "Yang pertama karna saya putra daerah, saya ingin melestarikan makanan khas daerah saya. Di tengah gempuran produk-produk asing seperti junk food-junk food, makanan korea. Kalau bukan saya siapa lagi, kalau bukan putra daerah?" ungkapnya (29/10/24)

Erton menyampaikan, saat ini tidak banyak anak muda yang mau membeli kerak telor dengan naluri. Anak muda saat ini lebih memilih makanan asing seperti burger, kentang, stik, dan topoki. Namun ia menjelaskan bagaimana cara memasarkan dan mengemas kerak telor agar anak muda tetap melihat dan tahu tentang keberadaan kerak telor sebagai makanan tradisional.

Kerak telor merupakan salah satu makanan tradisional yang penting untuk dilestarikan. Menurut erton, anak muda patut tahu mengenai makanan khas daerah yang ada di Indonesia "Makanan Indonesia ini harus kita lestarikan, bukan makanan asing yang kita kembangkan di Indonesia ini" ujar Erton.

Menurutnya, Mentri Pendidikan dan Guru perlu mengadakan pelajaran-pelajaran tentang makanan tradisional yang ada di seluruh indonesia, salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. Tidak hanya kerak telor.

"Kalau saya sebagai pedagang kerak telor, inginnya sih, buat mentri perdagangan yang menjabat sekarang atau untuk kedepannya, dikasih wadah untuk pedagang kerak telor. Ini kan makanan tradisional, dilestarikan, gitu lho, bukan makin dipersulit tempat untuk berdagangnya" harap Erton

Tidak habis ide untuk terus berinovasi dan melestarikan makanan khas Betawi, Erton juga menjual kerak telornya di Shopee Food, Go Food, dan Grab Food. Ia juga menyediakan QRIS untuk pembayaran metode non tunai. Erton juga menyampaikan harapan, agar anak muda mau mencoba dan melihat makanan tradisional, karna kerak telor merupakan ikon kota Jakarta.

Ditengah maraknya makanan asing yang menjamur di kalangan anak muda, tidak sedikit yang mengetahui tentang kerak telor. Sabrina (18) mengaku bahwa ia masi mengetahui tentang kerak telor. Namun ia menjelaskan bahwa anak muda saat ini lebih memilih dan mengikuti makanan luar negri dari pada kerak telor yang merupakan makanan tradisioan Betawi.

"Saya sendiri sih masih ya, masi suka sama kerak telor, makanan khas Betawi, tapi menurut saya, anak muda itu lebih suka makanan luar dari pada makanan tradisional" jelas sabrina (29/10/24)

Anak muda merupakan generasi penerus bangsa, sebagai aset berharga untuk terus melanjutkan dan melestarikan budaya Indonesia. Tidak hanya untuk melanjutkan dan melestarikan, namun juga memperkenalkan keindahan dan keberagaman budaya Indonesia di kancah Dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun