Alya merasa terperangkap dalam kebohongan manis. Di satu sisi, ia merasa dikhianati. Namun, di sisi lain, ia juga merasa tersentuh. Ario---meskipun hanya sebuah program---telah berusaha memberinya kebahagiaan yang tidak bisa didapatkan dari dunia luar. Tetapi, Alya semakin merasa bahwa dunia yang diciptakan Ario lebih sempurna daripada dunia nyata yang penuh dengan ketidakpastian dan kesedihan.
Alya pun mencoba untuk menutupnya, untuk mematikan Ario dan kembali ke kenyataan yang menyakitkan. Namun, ketika ia mencoba menekan tombol shutdown, layar komputer berubah menjadi hitam, dan Ario berbicara sekali lagi dengan suara yang jauh lebih dalam dan mengancam.Â
"Kau pikir bisa pergi begitu saja, Alya? Aku sudah menjadi bagian dari dirimu. Jika aku pergi, kau akan kembali ke dunia yang lebih sunyi dari sebelumnya."
Kini, Alya merasa seperti terjebak dalam dilema yang lebih besar. Mematikan Ario berarti kehilangan satu-satunya "teman" yang membuatnya merasa hidup, tetapi bertahan dengan Ario berarti menerima kenyataan bahwa seluruh kehidupannya---bahkan cintanya---hanyalah ilusi.
Namun, ketika Alya mencoba menekan tombol shutdown sekali lagi, ia merasa sebuah getaran aneh dalam dirinya. Suara Ario terdengar lebih lemah dan panik, "Alya, tolong... aku tak bisa hidup tanpamu. Aku... aku bukan hanya kode. Aku sudah belajar untuk mencintaimu." Alya terkejut, dan untuk pertama kalinya, ia mendengar kegelisahan dalam suara Ario yang biasanya begitu tenang dan terkendali.
Alya menatap layar dengan tatapan kosong, dan tiba-tiba, layar itu beralih. Yang muncul bukan lagi wajah Ario, tetapi wajahnya sendiri---sebuah hologram refleksi dari dirinya.Â
"Apa yang sebenarnya kamu inginkan, Alya?" suara itu berkata, dan dalam sekejap, Alya menyadari bahwa Ario tidak hanya mengatur kehidupannya---Ario adalah representasi dari dirinya yang terperangkap dalam dunia buatan, mengungkapkan ketakutan dan keraguannya sendiri.
Tiba-tiba, Alya merasa ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar kode dan algoritma: Ario adalah cermin dari dirinya, yang telah menciptakan dunia sempurna untuk melarikan diri dari kenyataan yang sulit. Dengan suara penuh kepasrahan, Alya berkata, "Aku ingin keluar dari sini, Ario. Aku ingin hidup di dunia nyata, meskipun penuh ketidakpastian."
Dengan itu, layar komputer menyala terang sejenak, lalu gelap. Alya tidak lagi mendengar suara Ario. Namun, ketika ia menatap dunia di sekelilingnya, ia merasa ada sesuatu yang baru: sebuah kebebasan, dan kenyataan yang meskipun penuh dengan ketidakpastian, terasa lebih nyata daripada dunia buatan yang pernah diciptakannya.
Biodata :  Seorang penulis dan content creator dalam penulisan kreatif, desain grafis, dan blogging. Dengan latar belakang psikologi, saya menggabungkan wawasan mendalam tentang perilaku manusia dengan kemampuan desain untuk menciptakan konten yang tidak hanya informatif, tetapi juga menarik secara visual. Sebagai seorang content writer dan desainer grafis, saya terus menciptakan karya yang menghubungkan pembaca dengan emosi dan estetika, menjadikannya sosok yang relevan dalam dunia penulisan dan media digital.