Dilema Etika (Benar vs Benar) merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan yang secara moral benar, tetapi bertentangan.
Bujukan moral (Benar vs Salah) merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah.
Ada 4 paradigma  dilema etika, yaitu:
- Individu lawan masyarakat (individual vs community)
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Terdapat 3 prinsip dilema etika, yaitu:
- Saya lakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang (Berpikir Berbasis Hasil AKhir/End-Based Thinking).
- Ikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan (Berpikir Berbasis Peraturan/Rule-Based Thinking)
- Memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang anda harapkan orang lain lakukan terhadap anda (Berpikir Berbasis rasa peduli/Care-Based Thinking)
Dalam mengambil keputusan pada situasi dilema etika atau bujukan moral, maka dapat melakukan 9 langkah berikut.
- Mengenali nilai-nilai yang bertentangan
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut
- Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut
- Pengujian benar atau salah dengan uji legal, uji regulasi, uji intuisi/perasaan, uji publikasi, dan uji panutan.
- Pengujian paradigma benar lawan benar (gunakan 4 paradigma)
- Melakukan prinsip resolusi (gunakan 3 prinsip)
- Investigasi opsi trilema (pilihan keputusan yang lain)
- Buat keputusan
- Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Hal yang di luar dugaan menurut saya adalah ternyata masing-masing prinsip dilema etika baik itu End Based Thinking, Rule based Thinking, maupun Care Based Thinking memilki kelemahan. Tidak ada yang paling tepat diantara 3 prinsip tersebut, tetapi ketepatan kita menganalisis suatu permasalahan/kasuslah yang harus kita asah sehingga Keputusan yang diambil benar-benar tepat.
Selayaknya sebagai guru yang hampir setiap hari bertemu dengan siswa-siswa maupun rekan kerja, saya pernah menerapkan Pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema. Pengambilan keputusan yang saya lakukan sudah melihat nilai-nilai yang bertentangan, siapa yang terlibat dan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, tetapi belum pernah melakukan pengujian benar atau salah kecuali uji intuisi.
Setelah mempelajari Modul ini, perubahan yang terjadi pada cara saya dalam mengambil keputusan adalah penguasaan kompetensi tentang Pengambilan Keputusan yang berasaskan nilai-nilai kebajikan sebagai Pemimpin yang saya miliki menjadi lebih meningkat. Sehingga ke depannya saya akan memanfaatkan kompetensi yang saya miliki ini untuk menyelesaikan atau mengambil sebuah Keputusan yang tepat terkait dengan kasus-kasus dilema etika maupun bujukan moral.
Menurut saya Topik dari Modul 3.1 Pengambilan keputusan yang berasaskan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin ini sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai. Karena sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita akan selalu terkait dengan kasus-kasus yang berkaitan dengan moral peserta didik. Jangan sampai keputusan yang diambil bisa merusak kehidupan dan masa depan mereka.
Demikian Koneksi Antar Materi Modul 3.1 ini, semoga bermanfaat untuk rekan-rekan guru di dalam Pengambilan Keputusan terhadap suatu kasus yang memuat dilema etika maupun bujukan moral.
Salam dan Bahagia Bapak/ibu Guru.