Mohon tunggu...
FATIMAH
FATIMAH Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas 6

Hobi Membaca dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berasaskan Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

13 Agustus 2024   21:27 Diperbarui: 13 Agustus 2024   21:33 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Coaching merupakan suatu kegiatan seorang coach yang membantu coachee untuk menggali potensi terbaik di dalam dirinya sebelum terjadinya pengambilan keputusan. Ketika suatu keputusan hendak diambil, kadang kala suatu permasalahan perlu lebih dipertimbangkan, terutama ketika bertemu dengan permasalahan dilema etika. Harapannya ketika keputusan telah diambil, maka tidak akan ada konflik yang terjadi setelahnya.

Oleh karena itu perlu kiranya ketika hendak mengambil sebuah keputusan, penggalian informasi dilakukan dengan proses coaching, sehingga akan ditemukan atau diambil keputusan yang bertanggungjawab dan berasaskan nilai-nilai kebajikan.

Dilema Etika adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan yang secara moral benar, tetapi bertentangan. Dan menurut pengertian tersebut, tentu kita sangat menyadari bahwa permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan dilema etika membutuhkan penanganan yang sangat serius dan hendaknya tidak sampai salah. Oleh karenanya sangat diperlukan pengendalian sosial emosional dari seorang guru, sehingga ketidakadilan bisa dihilangkan di dalam pengambilan keputusan ini. Seorang guru hendaknya melihat dari semua sisi atau pihak yang bertentangan, tidak ada ketimpangan dalam pemihakan sehingga keputusan yang diambil tidak sampai menyakiti ataupun menguntungkan hanya 1 pihak, tetapi jika memungkinkan harus menguntungkan semua pihak yang terkait.

Sebagai seorang guru atau pendidik yang berpihak pada siswa, memiliki nilai-nilai Kebajikan universal dan peran sebagai seorang pemimpin pembelajaran, hendaknya di setiap pembahasan studi kasus yang fokus pada moral atau etika, penting untuk menjaga nilai-nilai tersebut. Sehingga setiap permasalahan moral dan etika tersebut tidak menyimpang dari nilai-nilai Kebajikan yang semestinya.

Pengambilan suatu keputusan tentu sangat berdampak pada lingkungannya. Ketika pengambilan keputusan sudah tepat, sesuai dengan nilai-nilai kebajikan, maka pihak-pihak terkait di dalamnya akan dapat menerima hasil keputusan dengan lapang dada, ikhlas dan mungkin tidak akan bisa memuaskan semua pihak. Tetapi dengan pengambilan keputusan yang tepat itu lingkungan akan tercipta positif, kondusif, aman dan nyaman karena minim dengan konflik.

Tantangan dari lingkungan ketika hendak menjalankan Pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini adalah adanya perbedaan sudut pandang pada suatu permasalahan. Pada dasarnya hal ini adalah suatu hal yang lumrah, tetapi tantangan-tantangan ini sebenarnya bisa saja diselesaikan atau diminimalisir dengan melakukan suatu komunikasi yang intens dengan semua pihak terkait. Dan tentunya hal ini sangat erat kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan satuan pendidikan kita.

Pengambilan keputusan yang diambil oleh seorang pendidik yang melalui 9 langkah yaitu

  • Mengenali nilai-nilai yang bertentangan
  • Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut
  • Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut
  • Pengujian benar atau salah dengan uji legal, uji regulasi, uji intuisi/perasaan, uji publikasi, dan uji panutan.
  • Pengujian paradigma benar lawan benar (gunakan 4 paradigma)
  • Melakukan prinsip resolusi (gunakan 3 prinsip)
  • Investigasi opsi trilema (pilihan keputusan yang lain)
  • Buat keputusan
  • Lihat lagi keputusan dan refleksikan,

tentunya akan berpengaruh terhadap kemerdekaan murid-murid dalam melakukan proses belajar . Seorang guru akan mengambil keputusan berupa pembelajaran yang sesuai untuk kemerdekaan belajar murid-muridnya. Perbedaan yang dimiliki murid-murid ini akan menjadi sebuah perhatian khusus bagi pendidik untuk dapat memberikan pembelajaran yang efektif yang disebut dengan Pembelajaran Berdiferensiasi, dimana guru diharapkan dapat mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman masing-masing murid di dalam kegiatan pembelajarannya, sehingga  potensi terbaik dalam diri mereka dapat tergali dan dikembangkan semaksimal mungkin.

Segala keputusan yang pernah diambil oleh seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran dan juga merupakan teladan, tentu akan meninggalkan makna yang mendalam bagi para siswa-siswanya. Keputusan yang baik dan tepat, tentu meninggalkan kesan yang baik dan positif bagi siswa, sehingga kesan itu akan mereka bawa dan mempengaruhi kehidupan atau masa depan mereka. Begitupun sebaliknya, ketika keputusan yang diambil ternyata tidak baik maka akan menimbulkan kesan atau negatif pada pikiran mereka, yang tentunya akan berpengaruh pada kehidupan dan masa depan mereka. Bukan tidak mungkin cara kita membuat atau mengambil keputusan akan mereka  jadikan contoh kelak ketika mereka yang menjadi pemimpin.

Dalam setiap kasus yang akan dihadapi, baik kasus-kasus dilema etika maupun bujukan moral, hendaknya diselesaikan dengan melihat atau menggunakan 9 Langkah Pengambilan dan pengujian keputusan.

Tidak perlu tergopoh-gopoh untuk memutuskan sesuatu tetapi hendaknya dipertimbangkan sedemikian rupa sehingga Keputusan yang diambil tersebut dapat memfasilitasi kebutuhan murid maupun pihak-pihak yang terkait.

  • Hendaknya setiap pengambilan Keputusan berlandaskan kepada Filosofi Pendidikan Ki Hadjar  Dewantara yaitu hasil keputusannya dapat menuntun kodrat anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
  • Nilai dan Peran Guru Penggerak sangat mempengaruhi Pengambilan Keputusan dari seorang pemimpin pembelajaran, dimana ketika nilai-nilai dan perannya dijalankan dengan baik, maka Keputusan yang diambil pun akan cenderung tepat dan baik.
  • Pengambilan keputusan yang tepat tentunya akan selaras dengan Visi Guru Penggerak dan Prakarsa perubahan yang telah disepakati.
  • Hasil dari suatu Pengambilan Keputusan yang tepat tentu akan dapat menciptakan Budaya Positif baik di kelas, sekolah maupun lingkungan sekitar.
  • Perbedaan peserta didik, baik dalam minat maupun gaya belajar dapat difasilitasi dengan pembelajaran berdiferensiasi yang merupakan hasil dari Suatu Pengambilan Keputusan dari seorang guru demi memenuhi kebutuhan belajar siswa-siswanya.
  • Kompetensi Sosial Emosional (KSE) dari seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran tentu sangat berpengaruh kepada Pengambilan Keputusan yang berasaskan nilai-nilai kebajikan. Dengan kompetensi tersebut, diharapkan keputusan yang diambil merupakan keputusan yang paling tepat dan berpihak kepada siswa-siswanya.
  • Dengan memiliki kompetensi coaching yang baik, seorang guru diharapkan dapat menggali informasi atau fakta dari suatu kasus-kasus baik yang terkait dilema etika maupun bujukan moral, dan juga dapat menuntun pihak-pihak yang bertentangan menemukan atau menggali potensi terbaiknya sehingga dapat melahirkan suatu Keputusan yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun