Pak pardi juga merupakan salah satu tukang becak yang masih melestarikan becak tradisonal atau becak sepeda hingga saat ini, ternyata bukan tanpa alasan pak pardi masih menggunakan becak tradisonal, namun ad abeebrapa alasan.
Alasan pertama pak Pardi masih Bertahan menggunakan bejak sepeda dari dulu hingga sekarang, "yok karna saya skrng Narik cuman seminggu sekali, engga setiap hari sudah tua Santai-santai saja" beliau sudah cukup berumur juga sehingga santai-santai saja, sekarang sudah tidak menarik becak setiap hari seperti dulu saat masih muda tetapi beliau hanya narik sekali seminggu saja, beliau pulang pergi dari rumahnya mengunakan motor.
Pak pardi juga mengatakan, "Iki becak juragan Iki, saya ga punya becak sendiri ini nyewa mba 5 RB, dari pagi sampai ashar kalau sampai malam 10rb, juraganya di kemanuan, jogokariyan itu ", alasanya karena Pak Pardi tidak memiliki becak pribadi melainkan beliau menyewanya dari Juragan (orang lain).
Pendapatan seharinya kadang tidaklah menentu jarang sekali sampai 100rb, “dapat 50 saja sudah lumayan sampai jam 10, kalah Kayo bendo kan sudah ada bentor, grab tapi yah rejeki udh Gusti Allah yang ngatur”, Becak Tradisional sudah tidak terlalu banyak peminatnya karena sudah banyak becak motor dan ojek online lainya sehingga becaknya sudah sepi peminat, namun beliau tetap bersyukur dan yakin karna rejeki sudah ada Tuhan yang mengatur
Biasanya pak pardi berangkat pagi atau sore dari rumahnya dibantul Pundong, “Berangkat sore atau pagi, baru Paginya saya baru balik rumah " kata pak pardi.
Sehingga Jam operasional Pak Pardi tidaklah menentu, "ga nentu kadang jam 7 atau 5 pulang kalau berangkat siang, kalau narik sore dari jam 4 sampai 12 malam, yah sampai sepi lah baru saya istrahat tidur dulu dibecak, paginya balik kerumah".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H