Mohon tunggu...
fatil Fusillah
fatil Fusillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030026 UIN sunan Kalijaga

ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Sudah 40 Tahun Narik Becak di Malioboro Dan Masih Menggunakan Becak Tradisional

1 Juni 2024   15:50 Diperbarui: 1 Juni 2024   15:59 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tukang Becak Dimalioboro(Dokumntasi Pribadi)

kisah seorang Bapak tukang becak yang sudah berumur 70 tahun Bernama Pak Pardi, Beliau merupakan Penduduk asli Daerah Istimewa Yogyakarta, kabupaten Bantul, kecamatan Pundong. Meskipun beliau sudah berumur 70 tahun tetapi beliau masih sehat dan kuat hingga saat ini untuk menjalankan Profesinya sebagai tukang becak.

Pak Pardi mengatakan,"Saya sudah lama narik becak, dari tahun 1975 sampai sekarang, dulu saya masih muda sekarang sudah tua, dulu umur saya 20 tahun sekarang sudah tua umur 70"( dengan sedikit tawa kecilnya), Beliau berprofesi sebagai tukang becak dari dia masih muda pada tahun 1975 hingga saat ini.

Selama beliau menjadi tukang becak tentunya sudah banyak perubahan Yogyakarta yang dia rasakan dan saksikan sendiri selama berpuluh-puluh tahun, salah satunya "Yoo sekarang ramai sekali mba, dulu belum ada pengunjung, toko batik-batik belum ada, toko bakpia juga belum ada sekarang yaa sudah rame sekali" kata pak pardi, dari pernyataan beliau bisa dilihat dan rasakan juga  bahwa Yogyakarta sangat ramai pengunjung dan mahasiswa perantau darai berbagai daerah serta ditambah dengan penduduknya aslinya.

Tukang Andong di Malioboro (Dokumentasi Pribadi)
Tukang Andong di Malioboro (Dokumentasi Pribadi)

Melansir data kependudukan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk DI Yogyakarta sebanyak 3,72 juta jiwa pada Desember 2023.

Ditambah dengan pelajar yang merantau ke Yogyakarta, “Banyak pelajar maupun mahasiswa-mahasiswi perantauan yang datang ke Jogja untuk belajar. Menurut data dari BAPPEDA DIY, per 25 Oktober 2023, jumlah pelajar dan mahasiswa-mahasiswi di DIY berjumlah 640.658 orang”. Dilansir dari Harian Jogja

Hal ini memang sangat terlihat sekarang daerah Istimewa Yogyakarta sudah sangat berkembang pesat sebagai salah satu destinasi wisata yang popular di Indonesia, Masyarakat Indonesia juga biasa menyebut dan mengenal bahwa Yogyakarta merupakan kota pelajar dan kota istimewah.

Sekarang Pak Pardi narik becak hanya di sekitaran kawasan Malioboro, tidak seperti dulu pada Tahun 70-an beliau berkeliling di beberapa Kawasan seperti Demangan dan jalan solo.

 “Sekarang rutenya sekitaran Malioboro saja ,karena disini yang ramai”, Pak Pardi sekarang menarik becak disekitaran Kawasan Malioboro, jika anda berminat mencoba naik becak bisa untuk naik becak beliau jika sedang berkunjung di Malioboro Yogyakarta.

Pak Pardi Mengatakan, “Owhh dulu itu becak laris sekali kan belum ada motor, adanya cuman becak jadi laris dimana-mana, di Demangan, jala solo sana Beca adanya, belum ada taksi, motor, bentor  (Becak motor) jg belum ada kaya sekarang", Dulu mayoritas Masyarakat yogyakarta hanya menggunakan becak sebagai alat transportasi utamanya karena kendaraan belum memadai seperti sekarang.

Bersama Narasumber: Pak Pardi(Dokumntasi Pribadi)
Bersama Narasumber: Pak Pardi(Dokumntasi Pribadi)

Pak pardi juga merupakan salah satu tukang becak yang masih melestarikan becak tradisonal atau becak sepeda hingga saat ini, ternyata bukan tanpa alasan pak pardi masih menggunakan becak tradisonal, namun ad abeebrapa alasan.

Alasan pertama pak Pardi masih Bertahan menggunakan bejak sepeda dari dulu hingga sekarang, "yok karna saya skrng Narik cuman seminggu sekali, engga setiap hari sudah tua Santai-santai saja" beliau sudah cukup berumur juga sehingga santai-santai saja, sekarang sudah tidak menarik becak setiap hari seperti dulu saat masih muda tetapi beliau hanya narik sekali seminggu saja, beliau pulang pergi dari rumahnya mengunakan motor.

Pak pardi  juga mengatakan, "Iki becak juragan Iki, saya ga punya becak sendiri ini nyewa mba 5 RB, dari pagi sampai ashar kalau sampai malam 10rb, juraganya di kemanuan, jogokariyan itu ", alasanya karena Pak Pardi tidak memiliki becak pribadi melainkan beliau menyewanya dari Juragan (orang lain).

Pendapatan seharinya kadang tidaklah menentu jarang sekali sampai 100rb, “dapat 50 saja sudah lumayan sampai jam 10, kalah Kayo bendo kan sudah ada bentor, grab tapi yah rejeki udh Gusti Allah yang ngatur”, Becak Tradisional sudah tidak terlalu banyak peminatnya karena sudah banyak becak motor dan ojek online lainya sehingga becaknya sudah sepi peminat, namun beliau tetap bersyukur dan yakin karna rejeki sudah ada Tuhan yang mengatur

Biasanya pak pardi berangkat pagi atau sore dari rumahnya dibantul Pundong, “Berangkat sore atau pagi, baru Paginya saya baru balik rumah " kata pak pardi.

Sehingga Jam operasional Pak Pardi tidaklah menentu, "ga nentu kadang jam 7 atau 5 pulang kalau berangkat siang, kalau narik sore dari jam 4 sampai 12 malam, yah sampai sepi lah baru saya istrahat tidur dulu dibecak, paginya balik kerumah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun