Tepat sebelum Shin dipecat secara resmi, rumor-rumor di luaran sudah menyeruak, memberi beberapa bocoran terkait siapa orang yang akan duduk di kursi pelatih timnas. Mulai dari Giovanni Van Bronckhorst, hingga yang paling gila sekalian, Erik Ten Hag dan Luis Van Gaal.
Namun, beberapa jam pasca diresmikannya pemecatan Shin, kandidat-kandidat ini mengerucut pada satu nama. Seorang mantan pemain yang punya rekor mentereng ketika masih aktif. Sayangnya, orang yang namanya santer diberitakan bakal menggantikan Shin ini tidak punya rekam jejak banyak di dunia kepelatihan. Rapornya bahkan cenderung pas-pasan selama menangani sebuah tim.
Dialah Patrick Kluivert. Mantan striker Barcelona dan timnas Belanda, sekaligus ayah dari punggawa Bournemouth, Justin Kluivert. Secara rekam jejak, tidak ada yang spesial dari Kluivert. Rekam jejak karirnya hanya menyebut ia pernah menangani timnas Curacao, serta klub Turki Adana Demirspor. Selebihnya, tidak ada rekam jejak spesial. Lantas, patutkah kita mempertanyakan, apakah Kluivert layak menggantikan Shin Tae-yong?
PSSI Keklub-Kluban Eropa
Di Eropa sana, ada sebuah tren yang sedang menjamur di kalangan klub-klub raksasa. Tren ini adalah tren mendatangkan pelatih muda yang satu visi dengan sebuah klub. Tidak peduli bagaimana CV Si Pelatih, klub-klub Benua Biru akan berlomba merekrut pelatih muda potensial yang tentu saja sesuai dengan visi misi klub atau para petinggi di klub tersebut.
Sudah paham apa kiranya maksud PSSI? Tepat! Boleh dibilang, PSSI bersama Erick Thohir tampaknya sedang mencoba pendekatan yang sama untuk timnas. Dengan pengalamannya menjadi presiden salah satu klub raksasa Eropa, Erick tampaknya masih suka mengikuti tren sepakbola Benua Biru. Apalagi saat ini, ia juga memegang saham salah satu klub Inggris, Oxford United.
Sekarang kita bedah pendekatan 'keklub-kluban' yang dilakukan Erick di timnas ini. Mulai dari pemain. Kita sudah sering dijejali informasi bahwa PSSI mengincar nama ini dan itu untuk dinaturalisasi. Coba pikir, pendekatan seperti ini lazimnya dilakukan oleh siapa? Tepat sekali! Cara-cara seperti ini memang sah secara hukum, tetapi incar-mengincar pemain biasanya dilakukan oleh klub, bukan sebuah tim nasional.
Lalu soal pelatih. Kita kesampingkan dulu soal sentimen terhadap Shin Tae-yong ataupun PSSI. Tanpa bermaksud menghilangkan respect pada Patrick Kluivert, apa spesialnya pelatih yang satu ini? Mungkin, secara kasat mata, kita tidak tahu. Tapi dalam kacamata Erick dan internal PSSI, terutama setelah wawancara yang katanya diadakan tepat pada hari Natal, Kluivert mungkin punya gagasan, ide, dan beberapa kesamaan dengan petinggi-petinggi asosiasi, khususnya Erick.
Kita lihat bagaimana Chelsea dibangun bersama Enzo Maresca yang cuma punya pengalaman melatih di Leicester City. Atau Liverpool yang memercayakan tongkat estafet manajer legendaris mereka Jurgen Klopp kepada Arne Slot yang bahkan belum mengenal seluk beluk EPL. Bagaimana kesepakatan-kesepakan ini bisa terjalin? Tentu bukan karena CV atau pengalaman, tetapi kesamaan ide dan visi menjadi yang paling penting di sini.
Berjudi dengan Taruhan Terbesar
Kembali pada poin yang jadi permasalahan mayoritas masyarakat Indonesia dan penggemar timnas, "Salahkah PSSI memecat Shin Tae-yong dan menerapkan ideologi yang dipakai klub-klub Eropa ini?". Pada akhirnya kita tidak pernah tahu sebelum menyaksikan bagaimana kiprah Kluivert itu sendiri. Tapi dalam kacamata penggemar, langkah PSSI ini ibarat sebuah perjudian dengan taruhan paling besar buat asosiasi ini.
Ekspektasi terhadap Shin memang sedang meninggi belakangan ini. Tapi tak dapat dipungkiri bahwa pada akhirnya, masih banyak orang yang percaya bahwa apa yang dibawa Shin adalah sebuah proses yang tidak instan. Ketika PSSI memilih menghentikan proses pembangunan oleh Shin ini, bisa dilihat betapa amarah membuncah di seluruh linimasa. Mereka yang sempat mengkritisi Shin Tae-yong bahkan ikut mengkritisi PSSI dan menyebut pemecatan ini sebagai sebuah keputusan terlalu dini.
Tapi, seperti yang dikatakan Pak Ketum Erick Thohir, "Lebih baik kita mengambil resiko sekarang,". PSSI harusnya sudah paham bahwa harga diri mereka dipertaruhkan di sini. Sedikit saja ada poin minus dari Kluivert yang katanya bakal maju ke kursi kepelatihan, siap-siap PSSI digeruduk masyarakat Indonesia yang kadung percaya proses transformasi timnas di bawah Shin Tae-yong.