Rashford dan Garnacho tidak dibawa dalam laga Manchester Derby akhir pekan kemarin. Padahal semua orang tahu kalau Rashford adalah Big Game Player yang kerap mencetak gol di laga-laga besar. Namun, Amorim punya alasan cukup bagus. Baginya, standar Rashford dan Garnacho tidak cukup bagus untuk skuad MU yang sudah mengalami peningkatan.
"Mereka harus berjuang untuk mendapatkan tempat di tim, dan hari ini, tim membuktikan bahwa kami bisa meninggalkan siapapun dalam skuad, dan tetap memperoleh kemenangan dengan tetap bersama. Saat seseorang kehilangan pekerjaannya di klub ini, itulah saatnya kami menaikkan standar menjadi sangat tinggi," Kata Amorim ketika ditanya alasannya menepikan duo Rashford dan Garnacho.
"Pekan depan, pertandingan depan, hidup baru, mereka harus berjuang mendapatkan tempatnya. Tapi bagiku, yang terpenting adalah performa saat latihan, performa saat pertandingan. Caramu berpakaian, caramu makan, caramu menyapa temanmu, caramu bersaing dengan rekan setim, semua itu penting untuk mengubah banyak hal," Imbuh eks pelatih Sporting itu.
Pantang Berdendam
Delapan musim berkostum MU, Rashford tahu situasinya di Old Trafford tidak sedang baik-baik saja. Ketidakhadiran namanya dalam skuad jelang laga kontra Tottenham Hotspur pun membuktikan bahwa sedang ada masalah antara dirinya dengan klub. Namun bagi pemain yang kerap juga disapa Rashy itu, MU adalah klub yang ia cintai.
Ada banyak cerita dan sejarah pemain-pemain pergi meninggalkan rasa benci pada Manchester United. Alasannya beragam. Ada yang tidak masuk rencana pelatih seperti halnya Rashford. Ada pula yang terpaksa hengkang karena kalah saing dengan para pemain lain. Beberapa dari mereka memilih mengumbarnya ke media, tentunya dengan alasan masing-masing.
Rashford ditanya perihal masa depannya, tetapi pemain asli Manchester itu enggan berkomentar banyak. Satu yang pasti, Rashford tidak ingin banyak mengomentari hal negatif dari timnya. Baginya, Man United sudah berjasa besar dalam perkembangan karirnya. Ia tidak ingin ada dendam berlarut-larut terhadap klub masa kecilnya itu.
"Ketika tiba saatnya pergi, tidak akan ada perasaan dendam. Anda tidak akan mendengar komentar negatif tentang Man United dari saya. Itulah diri saya. Jika saya tahu sesuatu sudah dalam kondisi yang buruk, saya tidak akan memperburuk keadaannya. Saya sudah melihat pemain-pemain lain pergi, dan saya tidak ingin menjadi seperti mereka," Kata Rashford dalam sebuah sesi interview, dikutip via The Independent.
Siap Untuk Tantangan Baru
Delapan tahun jelas bukan waktu yang sebentar, termasuk buat Marcus Rashford di Manchester United. Pemain berusia 27 tahun itu sudah melewati masa-masa suka dan duka bersama klub peraih titel EPL terbanyak itu. Dia tampaknya masih ingin menghabiskan karirnya di Old Trafford. Tetapi segalanya berubah menjadi hampir tidak mungkin.
Rashford tahu bahwa karirnya di Man United sedang terancam. Tapi, ia tidak mau berlarut-larut memikirkan masa depan. Bagi pemain kelahiran Manchester itu, masa depan simpel saja. Jika memang takdir memaksanya hengkang dari Old Trafford yang telah membesarkan namanya, mencari tantangan baru terkadang bukan hal yang sulit.
"Bagiku, secara pribadi, aku siap untuk tantangan baru dan langkah selanjutnya. Ketika aku pergi, maka aku akan pergi secara baik-baik. Tidak akan ada komentar negatif dariku tentang Man United," Kata Rashford menjawab pertanyaan mengenai ketidakpastian masa depannya di Manchester United.
Seharusnya, pemain sekaliber Rashford tidak perlu waktu lama untuk mencari pelabuhan karir yang baru. Per tulisan ini dibuat saja, sudah ada banyak klub yang mengantre untuk mendapatkan tanda tangannya. Mulai dari sesama klub Liga Inggris, sampai klub yang bermain di kompetisi lain, seperti Ligue 1 Prancis, La Liga Spanyol, sampai Liga Pro Arab Saudi.